Komisi VII DPR bakal meminta Menteri ESDM Arifin Tasrif untuk mengevaluasi rendahnya jumlah wilayah kerja yang dieksplorasi sepanjang 2015-2019. Dari 38 wilayah kerja yang direkomendasikan Badan Geologi, hanya empat yang diproses oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi.
Anggota Komisi VII dari fraksi partai Gerinda Kardaya Warnika menjelaskan, kegiatan eksplorasi wilayah kerja perlu digalakkan secara masif guna menemukan potensi sumber daya migas yang besar. Untuk itu, rendahnya wilayah kerja yang diproses dari total yang direkomendasikan Badan Geologi perlu didiskusikan lebih lanjut di Kementerian ESDM.
"Yang menyiapkan rekomendasi Badan Geologi, Dirjen Migas yang menindak lanjut dari bahan yang ditawarkan. Kalau yang ditawarkan ke Dirjen Migas dari 38 WK, hanya empat yang diproses, ini tentu perlu bicara dengan Menteri," ujar Kardaya dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Badan Geologi, Rabu (8/7).
(Baca: Badan Geologi Temukan Potensi Migas Baru di 12 Wilayah Indonesia)
Kardaya juga khawatir pekerjaan masing-masing institusi pemerintah saling tumpang tindih. Ia mencontohkan pekerjaan survei yang dilakukan Badan Geologi sebenarnya juga dikerjakan Badan Informasi Geospasial.
"Jadi di negara ini yang melakukan kegiatan penelitian survei lebih dari satu institusi. Bukannya tidak mungkin masing-masing overlap atau melakukan hal yang sama," ujarnya.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Saleh Abdurrahman, menjelaskan pihaknya hanya bertugas untuk menyiapkan data blok migas secara berkualitas. Data tersebut kemudian akan ditawarkan oleh Ditjen Migas kepada investor.
(Baca: SKK Migas dan Kementerian ESDM Cari Potensi Sumber Migas di 12 Wilayah)
"Tugas kami hanya tingkatkan kualitas peta yang kami hasilkan baik dari sisi skala peta dan kualitas intepretasi. Kami sedang kaji kerja sama dengan berbagai pihak temasuk pelaku usaha," ujarnya.
Ia juga membantah jika pekerjaan lembaganya dengan Badan Informasi Geospasial tumpang tindih. Dua institusi pemerintah ini dipastikan memiliki wewenang dan pekerjaan yang berbeda.
Eksplorasi wilayah kerja yang minim membuat produksi migas di Tanah Air mengalami tren penurunan terlihat dari data realisasi lifting migas dalam enam tahun terakhir di bawah ini.