Pertamina siap uji coba produksi green avtur pada akhir tahun ini. Perusahaan pelat merah itu sebelumnya berhasil uji coba produksi green diesel D100 di Kilang Dumai sebesar 1000 barel per hari
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan Pertamina akan uji coba produksi green avtur untuk pertama kalinya dengan co-processing injeksi 3% minyak kelapa sawit atau CPO di Kilang Cilacap. Dengan begitu, minyak kelapa sawit tersebut akan hilang getah, impurities dan baunya (Refined, Bleached and Deodorized Palm Oil / RBDPO).
“Uji coba green avtur ini merupakan bagian dari roadmap pengembangan biorefinery Pertamina dalam rangka mewujudkan green energi di Indonesia,” ujar Nicke dalam siaran pers pada Kamis (21/7).
Selain Kilang Dumai yang sudah mengolah 100% minyak sawit menjadi green diesel D100, Pertamina akan membangun dua Standalone Biorefinery lainnya di Cilacap dan Plaju. Standalone Biorefinery di Cilacap akan memproduksi green energy berkapasitas 6.000 barel per hari, sedangkan Standalone Biorefinery di Plaju dengan kapasitas 20.000 barel per hari.
Kedua standalone Biorefinery ini mampu memproduksi green diesel dan green avtur dengan bahan baku 100% minyak kelapa sawit. “Pertamina terus melangkah sejalan dengan trend penyediaan energi dunia dengan mengupayakan hadirnya green energy. Selain green diesel dan green avtur yang akan diuji coba, Pertamina telah uji coba green gasoline," kata Nicke.
Green gasoline tersebut telah berhasil diujicobakan di fasilitas Kilang Plaju dan Cilacap sejak 2019 dan 2020. Bahan baku minyak sawit yang digunakan dalam uji coba tersebut mencapai 20%.
Sebelumnya pada pekan lalu, Pertamina menyampaikan keberhasilan uji coba produksi green diesel D-100 mencapai 1.000 barel per hari di fasilitas eksisting Kilang Dumai. D100 diproses dari 100% RBDPO dengan bantuan katalis yang dibuat oleh Research & Technology Center Pertamina dan ITB.
Dalam uji coba performa melalui road test 200 km, D100 ini dijadikan bahan bakar yang dicampur dengan Solar serta FAME dan terbukti menghasilkan bahan bakar diesel yang lebih berkualitas dengan cetane number yang lebih tinggi, angka emisi gas buang yang lebih rendah, serta lebih hemat bahan bakar.