Pertamina Bantah Tumpahan Minyak di Pulau Pari Berasal dari Blok ONWJ

Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi, logo Pertamina. Pertamina membantah tumpahan minyak yang mencemari Pulau Pari berasal dari Blok ONWJ.
12/8/2020, 11.04 WIB

Pertamina Hulu Energi atau PHE membantah tumpahan minyak yang mencemari Pulau Pari, Kepulauan Seribu, berasal dari Blok Offshore North West Java atau ONWJ. Perusahaan pelat merah mengklaim telah menutup sumur YYA-1 yang bocor sejak 21 September 2019.

Pertamina pun meminta tak dikaitan dengan tumpahan minyak yang terjadi di Pulau Pari. "Ada yang mengaitkan dengan YYA-1, paahal sejak 21 September 2019 sudah berhasil kami kendalikan dan kami matikan sumurnya. Sampai saat ini tidak ada masalah," ujar VP Relations Pertamina Hulu Energi Ifki Sukarya kepada Katadata.co.id, Rabu (12/8).

Meski begitu, Ifki menyebut Pertamina tengah membantu Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu untuk memeriksa asal tumpahan minyak tersebut. Selain itu, perusahaan mengirimkan 10 personel dari Offshore Southeast Sumatera (OSES) untuk membantu membersihkan tumpahan minyak.

"Kami ambil sampel, dan membantu membersihkan bersama masyarakat agar tanah terkontaminasinya dikelola dengan baik," kata dia.

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu menyebut Pulau Pari, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, tercemar tumbahan minyak. Limbah tersebut memenuhi pesisir pantai sejak Selasa (11/8).

Pemkab Kepulauan Seribu pun masih menelusuri asal mula tumpahan minyak."Belum diketahui pasti penyebab tumpahan minyak, sedang diteliti bersama Pertamina," kata Kepala Bagian Perekonomian dan Pembangunan Endro dikutip dari Antara, Rabu (12/8).

Endro menyatakan PHE belum menerima laporan tentang kebocoran sumur pengeboran, baik dari proyek ONWJ dan Blok OSES. Lokasi kedua proyek tersebut berdekatan dengan Kepulauan Seribu.

Ia pun mengatakan berbagai kemungkinan bisa menjadi penyebab tumpahan minyak, di antaranya kelalaian kapal pengangkut minyak, atau kapal-kapal nakal yang mencuci tangki di tengah laut. Pasalnya, mencuci tangki di dermaga menghabiskan biaya lebih besar.

Kemungkinan lainnya yaitu adanya angin timur yang menyebabkan limbah minyak akibat kebocoran pengeboran tahun lalu kembali lagi ke pesisir pantai. Limbah minyak itu seharusnya sudah menggumpal dan tenggelam di laut.

Lebih lanjut, Endro menyatakan belum ada laporan dari pulau-pulau lain di Kepulauan Seribu yang terdampak tumpahan minyak. Pihaknya pun terus berusaha membersihkan pesisir pantai Pulau Pari.

"Diupayakan dua hari ke depan sudah selesai pembersihan," ujar Endro.

Sebagaimana diketahui, sebanyak tujuh pulau di Kepulauan Seribu tercemar akibat tumpahan minyak mentah dari pengeboran Blok ONWJ di Pantai Utara Jawa, Karawang, Jawa Barat, pada Agustus 2018. Tujuh pulau itu, yakni Pulau Untung Jawa, Pulau Bidadari, Pulau Ayer, Pulau Rambut, Pulau Bokor, Pulau Damar dan Pulau Lancang.

Reporter: Verda Nano Setiawan