Rugi Rp 11 Triliun, Pertamina Harap Pemerintah Bayar Utang

Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi, logo Pertamina. Pertamina mencatat rugi hingga Rp 11 triliun pada semester I 2020 karena penurunan demand, selisih kurs, dan anjloknya harga minyak mentah.
26/8/2020, 16.53 WIB

Selain kurs, kinerja keuangan Pertamina terdampak penurunan harga minyak dunia. Menurut Emma, harga minyak mentah pada kuartal kedua berkisar antara US$ 19 hingga US$ 20 per barel. Padahal pada Desember 2019 masih di kisaran US$ 63 per barel.

Hal itu berdampak langsung pada margin hulu migas perusahaan. Adapun, margin hulu menyumbang 80% EBITDA Pertamina.

Meski begitu, Emma optimistis kinerja keuangan Pertamina bisa lebih baik pada akhir tahun ini. Itu lantaran harga minyak dunia mulai meningkat pada Juli-Agustus 2020.

"Kami sudah lakukan prognosa, pada akhir Desember bisa positif," ujar dia.

Di sisi lain, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memaklumi kerugian yang dialami Pertamina pada semester I 2020. Pasalnya, semua perusahaan juga terdampak pandemi corona.

Pihaknya pun yakin kinerja perusahaan pelat merah itu bisa lebih baik ke depannya. Apalagi harga minyak yang sempat jatuh ke level US$ 20 per barel telah meningkat menjadi US$ 45 per barel.

"Tinggal menunggu respon terhadap demand-nya," ujar Arifin.

Halaman: