Chevron Teken HOA untuk Jaga Produksi Blok Rokan, Ada Kompensasinya

Arief Kamaludin|KATADATA
SKK Migas dan PT Chevron Pacific Indonesia menyepakati pokok-pokok perjanjian (HoA) untuk pengeboran Blok Rokan, Riau.
28/9/2020, 16.43 WIB

SKK Migas dan PT Chevron Pacific Indonesia akhirnya menyepakati pokok-pokok perjanjian atau heads of agreement (HoA) untuk pengeboran Blok Rokan, Riau. Dengan kesepakatan ini, maka investasi dalam rangka alih kelola blok migas itu ke Pertamina akan terjamin. Namun, ada kompensasi yang bakal diterima perusahaan multinasional tersebut.

HoA itu berisi ruang lingkup kegiatan pengeboran dan pengembalian biaya investasi di akhir masa kontrak kerja sama (KKS). “Termasuk biaya pencadangan abandonment and site restoration yang belum diatur secara jelas dalam KKS generasi tersebut,” ujar Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto berdasarkan keterangan tertulis, Senin (28/9).

Ia mengatakan tingkat produksi blok minyak itu akan tetap optimal selama masa peralihan. Pemerintah akan  mengawal kelanjutan investasinya hingga kontrak Blok Rokan berakhir pada Agustus 2021.

Perjanjian ini, menurut dia bersifat win-win bagi kedua belah pihak karena pengembalian investasinya jelas. Harapannya pun produksi Blok Rokan tidak jeblok.

Sebagai informasi, sejak 2018 Chevron tidak lagi berinvestasi di Blok Rogan, apalagi melakukan pengeboran baru. "Ini adalah langkah nyata menjaga produksi migas 2021 tidak turun,” kata Dwi.

Dikonfirmasi terpisah, Pelaksana Tugas Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Susana Kurniasih menyebut untuk pengeboran yang rencananya akan dikerjakan Chevron masih sesuai jadwal. Perusahaan akan memakai dua rig untuk mengebor sepuluh sumur pada November 2020. "Jumlah sumur tetap sama seperti yang disampaikan," katanya kepada Katadata.co.id.

Estimasi investasinya mencapai US$154 juta. Susana menyebut dana sekitar Rp 2,3 triliun untuk membiayai pengeboran 118 sumur. "Sebanyak 11 sumur di 2020 dan 107 sumur di 2021," ucapnya. Berdasarkan HoA, kedua belah pihak memiliki waktu 30 hari untuk memastikan nilai investasi tersebut.

Acara penandatanganan HoA itu disaksikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Energi dan Sumber Mineral Arifin Tasrif dan Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Rosa Vivien Ratnawati.

Arifin menyebut komitmen Chevron dan SKK Migas ini salah satunya untuk mencapai target produksi dan penerimaan negara. "Sesuai dengan asumsi makro Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021,” katanya.

Kementerian ESDM akan terus memonitor pelaksanaan pengeboran tersebut secara periodik. Tujuannya, untuk memastikan komitmen seluruh pihak, terutama pelaksanaan kegiatan pengeboran pada November 2020.

Presiden Direktur Chevron Pacific Indonesia Albert Simanjuntak mengatakan Blok Rokan telah memberikan kontribusi yang signifikan untuk Indonesia selama beberapa dekade. “Perjanjian ini memberi kepastian blok strategis itu akan terus memegang peranan penting dalam kedaulatan energi di Indonesia untuk tahun-tahun mendatang,” ujarnya.

Chevron kerap menjadi kontraktor kontrak kerja sama atau KKKS dengan produksi siap jual atau lifting minyak terbesar di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun mengalami penurunan, berdasarkan data SKK Migas, angka produksi Blok Rokan sepanjang 2018 sebesar 209 ribu barel minyak per hari (BOPD).

Pertamina Percepat Transfer Data Blok Rokan

Sejalan dengan proses peralihan itu, PT Pertamina Hulu Rokan atau PHR menyatakan bakal mempercepat transfer data eksplorasi dan eksploitasi di Blok Rokan. Langkah ini sebagai upaya persiapan kegiatan pengeboran di 44 sumur pada 2021.

Direktur Utama Pertamina Hulu Rokan RP Yudantoro mengatakan, perusahaan telah menjalin komunikasi intensif ke pihak Chevron agar proses transisi berjalan lancar. Harapannya, penurunan laju produksi secara alamiah dapat berkurang. “Kami memastikan persiapan pengeboran pada Agustus sampai Desember 2021 dapat berjalan lancar," ujar dia.

Selain itu, kedua pihak tengah melakukan kegiatan transisi, yakni proses konstruksi penggantian pipa trunk line. Pipa ini memliki panjang sekitar 364 kilometer dan membawa minyak mentah dari lapangan Rokan ke tangki penampungan, lalu diolah di Kilang Dumai.

Pertamina juga tengah mempersiapkan transisi pekerja Chevron yang nantinya akan diberdayakan perusahaan. “Dengan dukungan seluruh stakeholder, kami berharap transisi Blok Rokan bisa berjalan dengan baik dan menjaga produksi migas nasional,” kata dia.

Reporter: Verda Nano Setiawan