Jakarta- PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) menginjak usia dua tahun sejak pertama berdiri pada 20 Desember 2018 lalu. Merayakan ulang tahunnya, PHR melakukan berbagai kegiatan, mulai olahraga bersama (Sport Day) hingga kegiatan sosial dengan memberikan santunan ke beberapa panti di Jakarta dan Riau.
Dengan tetap mengutamakan protokol kesehatan Covid-19, Sport Day digelar Badan Pembinaan Olahraga (Bapor) PHR di area terpisah dan diikuti para pekerja PHR. Cabang olahraga yang diselenggarakan antara lain tenis meja, bersepeda, yoga, tracking, golf dan panahan.
"Semangatnya adalah mempererat persaudaraan, bukan kompetisi menang atau kalah," kata Direktur PT RHP RP Yudantoro dalam pernyataan tertulis, Senin (21/12/2020).
Yudantoro mengatakan, semangat persaudaraan dan kekompakan ini diperlukan oleh PHR, mengingat usia anak perusahaan Pertamina ini yang masih muda. "Apalagi kami mengemban misi yang tak mudah dan membutuhkan kekompakan yakni mengelola Blok Rokan pada 2021 hingga 2041," kata Yudantoro.
Tak hanya berolahraga, PHR juga memberikan santunan untuk beberapa panti asuhan yatim piatu lintas latar belakang etnis dan agama. "Semuanya jadi satu, yakni Indonesia," kata Yudantoro.
Total ada Rp142.600.000 dana yang diberikan ke yayasan panti asuhan, baik di Jabodetabek maupun di Riau. Total ada 10 panti/yayasan yang diberikan bantuan, di antaranya:
- Yayasan Muslim Nusantara
- Yayasan Dorkas
- Yayasan Dharma Pembangunan
- Yayasan Vincentius Putri
- Yayasan Anatha Nusantara
- Yayasan Putri Aisyiah Kampar
- Yayasan Muhammadiyah Bangkinang
- Yayasan Lembaga Bhakti Muslim Indonesia (YLBMI)
- Yayasan As Shohwah Pekanbaru
- Yayasan Al Fajar Rumbai
PHR sendiri merupakan perusahaan yang dipercaya untuk menjadi operator pengelolaan Blok Rokan di Riau dengan produksi minyak ke-2 terbesar di Indonesia mulai 9 Agustus 20201 mendatang. Berdasarkan data Satuan Kerja Minyak dan Gas Bumi produksi rerata WK Rokan di Nov 2020 sebesar 167.200 barrel oil per hari.
Sebelumnya blok ini dikelola perusahaan minyak Chevron Pacific Indonesia (CPI) yang akan habis masa kerjanya pada 8 Agustus 2021. Yudantoro mengatakan, proses alih kelola ini tak mudah dan penuh tantangan.
Tantangan pertama adalah pandemi Covid-19. Pandemi ini berdampak cukup besar terhadap perekonomian, termasuk industri minyak. "Selain itu dibutuhkan teknologi rumit karena ini blok tua," kata Yudantoro.
Namun, Yudantoro menegaskan tantangan ini bisa dijawab dengan kekompakan seluruh pekerja PHR. Apalagi produksi PHR ditargetkan mencapai 300 ribu barel per hari.
"Kami ingin seluruh personel bangga menjadi bagian dari PHR. Kami sedang membangun rumah baru,” kata dia.”Semua harus kompak. Semoga menjadi yang KKKS terbesar dari sisi produksi dan keuntungan bagi Pertamina dan berkontribusi untuk ketahanan energi nasional dan keuangan negara."