Dampak Badai Salju AS, Harga Minyak Naik di Atas 1% 

ANTARA FOTO/REUTERS/Cheriss May/WSJ/cf
Ilustrasi. Badai salju AS membuat harga minyak terdorong naik lebih 1% pada perdagangan hari ini, Selasa (2/1).
Penulis: Sorta Tobing
2/2/2021, 10.20 WIB

Produksi minyak dari negara produsen minyak alias OPEC telah terpotong sejak pertengahan tahun lalu. Pemotongan menjadi upaya mencegah kejatuhan harga karena konsumsi minyak yang rendah di tengah pandemi Covid-19. “Kepatuhan OPEC benar-benar mendorong minyak lebih tinggi, ditambah lagi persediaan AS mengetat dalam beberapa minggu ke depan,” kata analis Price Futures Group Phil Flynn. 

Kenaikan harga minyak diprediksi mendorong peningkatan pengeboran minyak dan gas AS. Data Badan Informasi Energi menunjukkan produksi minyak negara ini naik di atas 11 juta barel per hari pada November. Angkanya merupakan yang tertinggi sejak April 2020. 

Permintaan Minyak Diperkirakan Pulih 

Perusahaan jasa energi Halliburton Co memprediksi pemulihan industri migas akan terjadi pada kuartal kedua 2021. OPEC pun yakin pasar energi akan pulih tahun ini.

Kelompok beranggotakan 13 negara itu memperkirakan permintaan minyak global pada 2021 akan meningkat 5,9 juta barel per hari dibandingkan 2020, menjadi 95,9 juta barel per hari.  Pertumbuhan permintaannya pada 2020 turun 9,8 juta barel per hari dari tahun sebelumnya, menjadi 90 juta barel per hari. 

OPEC berharap pemulihan kegiatan ekonomi dapat terjadi tahun ini. Dengan begitu pasar tenaga kerja dan penjualan kendaraan turut membaik.  

Untuk 2021, organisasi itu bersama Rusia dan sekutunya alias OPEC+ sepakat menurunkan produksi menjadi 7,2 juta barel per hari. Arab Saudi telah setuju memotongnya 1 juta barel per hari pada Februari sampai Maret untuk mencegah kelebihan stok. 

Halaman:
Reporter: Antara