SKK Migas mencatat realisasi produksi minyak dan gas bumi siap jual atau lifting migas pada tiga bulan pertama 2021 masih belum mencapai target. Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, turunnya investasi migas sepanjang 2020 imbas dari pandemi Covid-19 menjadi penyebab tak tercapainya target lifting.

"Jadi permasalahan produksi lifting di kuartal I ini karena 2020 kegiatan jauh menurun karena pandemi dan penurunan investasi," ujar Dwi dalam Konferensi Pers Kinerja Hulu Migas Kuartal 1 2021 secara virtual, Senin (26/4).

Adapun realisasi lifting minyak per Maret 2021 baru mencapai 676,2 ribu barel per hari (BOPD) atau 96% dari target 705 ribu BOPD. Sedangkan untuk gas, realisasinya mencapai 5.539 juta standar kubik per hari (MMSCFD) atau 98,2% dari target 5638 MMSCFD.

Faktor penyebab lainnya yaitu turunnya produksi beberapa lapangan minyak karena isu kenaikan water cut. Salah satunya yakni lapangan Banyu Urip Blok Cepu yang merupakan penyumbang lifting minyak terbesar nasional saat ini.

Kemudian ada juga isu integritas fasilitas (facility integrity), mundurnya kontribusi bor beberapa sumur seperti di PHKT dan Minarak Brantas, serta unplanned shutdown pada kuartal pertama tahun ini.

Padahal untuk mengejar target 1 juta barel minyak pada 2030, SKK Migas mengupayakan agar 2021 tidak terjadi penurunan lifting. "Sebagai upaya 1 juta target 2021 no decline. Kami harapkan tahun depan meningkat," ujarnya.

Hingga saat ini, ExxonMobil Cepu Ltd masih menjadi penyumbang lifting minyak terbesar, sedangkan BP Berau Ltd penyumbang lifting gas terbesar kuartal I 2021. ExxonMobil Cepu untuk wilayah kerja Blok Cepu menyumbang lifting minyak 213 ribu BOPD atau 97,4% dari target APBN 219 ribu BOPD.

Kemudian berikutnya yakni oleh PT Chevron Pacific Indonesia (PT CPI) untuk wilayah kerja di Blok Rokan dengan lifting minyak 162 ribu BOPD atau 98,8% dari target APBN. Kemudian Pertamina EP untuk Wilayah Kerja di seluruh aset sebesar 73 ribu BOPD atau 86,8% dari target APBN.

Untuk lifting gas, BP Berau Ltd tercatat sebagai penyumbang terbesar dengan realisasi sebesar 1090 MMSCFD atau 90,8% dari target APBN, ConocoPhillips Grissik Ltd Wilayah Kerja di Blok Corridor dengan 878 MMSCFD (112,5%), serta Pertamina EP untuk Wilayah Kerja di seluruh aset dengan 699 MMSCFD (99,8%).

Reporter: Verda Nano Setiawan