Optimisme Pulihnya Permintaan Kerek Harga Minyak Tembus US$ 70 / Barel

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Area Refinery Unit V Pertamina Balikpapan Kalimantan Timur.
Penulis: Happy Fajrian
19/5/2021, 10.51 WIB

Harga minyak mentah dunia terus merangkak naik dipicu optimisme pulihnya permintaan seiring dengant terus meluasnya vaksinasi di negara-negara maju dan pelonggaran pembatasan Covid-19.

Pelonggaran pembatasan ini diyakini akan mendorong lonjakan perjalanan dan peningkatan ekonomi yang lebih luas. Kenaikan harga minyak juga didorong kekhawatiran pasokan jangka panjang yang semakin meningkat.

Harga minyak mentah jenis Brent sempat menembus US$ 70,24 per barel pada awal sesi perdagangan di London, Inggris. Meskipun saat ini sudah turun kembali ke level US$ 67,83 per barel. Sedangkan minyak West Texas Intermediate (WTI) pagi ini berada pada level US$ 64,64 per barel.

“Euforia tercermin dalam keyakinan umum bahwa kebangkitan ekonomi akan segera dibarengi dengan pemulihan permintaan minyak,” kata analis pialang minyak PVM, London, Tamas Varga, seperti dikutip Financial Times, Rabu (19/5).

Meski demikian, dia mengingatkan bahwa pemulihan ekonomi masih menghadapi hambatan seperti munculnya varian virus corona baru di India, yakni varian B.1.617.2.

Virus ini telah menyebabkan lonjakan kasus dan angka kematian di negara berpenduduk lebih dari 1,3 miliar jiwa tersebut. Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun meyakini varian virus ini telah menyebar hingga ke 49 negara lainnya di dunia.

Kenaikan harga minyak beberapa waktu terakhir ini juga terkait dengan kekhawatiran pasokan minyak jangka panjang tidak dapat mengimbangi pulihnya permintaan dan konsumsi. Hal ini seiring berkurangnya investasi perusahaan minyak dalam produksi masa depan karena masalah lingkungan.

Sementara permintaan minyak jangka panjang diperkirakan akan mencapai puncaknya pada satu dekade mendatang. Namun hal tersebut masih berpotensi menyisakan periode di mana konsumsi meningkat sementara pertumbuhan produksi melambat.

Simak perkembangan harga minyak mentah dunia pada databoks berikut:

OPEC dan negara produsen minyak besar lainnya, yang telah membatasi produksi selama pandemi karena penurunan permintaan, mulai menambah kembali produksinya seiring dengan peningkatan konsumsi.

Meski demikian tidak jelas apakah mereka memiliki kapasitas cadangan yang cukup jika permintaan mulai meningkat jauh di atas tingkat pra-pandemi sekitar 100 juta barel per hari.

Energy Aspects menyatakan bahwa OPEC dan sekutunya seperti Rusia pertama kali kemungkinan akan membatasi peningkatan produksi mulai Juli dalam upaya untuk menahan lonjakan persediaan global. Meski mereka tidak mengharapkan harga untuk rally lebih jauh dalam jangka pendek.

Pemulihan permintaan minyak pun diperkirakan masih belum merata dalam beberapa bulan mendatang. “Kenaikan harga minyak yang signifikan tetap terbatas musim panas ini karena sepanjang tahun ini pemulihan permintaan tidak akan merata,” kata Energy Aspects.

Hal tersebut karena tingkat vaksinasi yang rendah, serta kehati-hatian dalam pembukaan kembali ekonomi di kawasan Asia-Pasifik masih akan menahan perjalanan global.