Perusahaan energi grup Bakrie, PT Energi Mega Persada (EMP) mengambil alih hak partisipasi (participating interest/PI) sebesar 49% di Blok Sengkang.
EMP dan anak usahanya telah menandatangani perjanjian jual beli bersyarat untuk mengambilalih 100% kepemilikan PT Energi Maju Abadi selaku pemilik 49% PI Blok Sengkang. Namun transaksi ini baru akan efektif setelah mendapat persetujuan pemerintah.
Adapun 51% PI di Blok Sengkang saat ini dimiliki oleh Energy Equity Epic (Sengkang) Pty. Dengan mengacu pada kesepakatan antara Energi Maju Abadi dan Energy Equity, struktur PI di Blok Sengkang nantinya akan disesuaikan menjadi 50/50.
"Perusahaan akan menyediakan pendanaan yang diperlukan untuk mengembangkan proyek gas di Blok Sengkang," kata Direktur Keuangan EMP Edoardus Ardianto dalam keterangan tertulis, Jumat (6/8).
Dia menambahkan beberapa aktivitas pengembangan tersebut di antaranya studi geologi, survei 2D seismik sepanjang 800 km, survei 3D seismik seluas 100 km persegi, dan pengeboran 13 sumur eksplorasi.
Sementara, Direktur Utama EMP Syailendra S. Bakrie meyakini proyek gas di Blok Sengkang memiliki prospek yang cukup bagus. Untuk itu ia berharap aktivitas-aktivitas pengembangan tersebut dapat menambah jumlah cadangan dan volume produksi gas dari Sengkang di masa mendatang.
"Peningkatan produksi gas tersebut tentunya akan berdampak positif terhadap kinerja keuangan perseroan di masa depan," ujarnya. Simak databoks berikut:
Untuk diketahui, Energy Equity Epic (Sengkang) Pty. Ltd resmi mendapatkan perpanjangan kontrak Blok Sengkang pada tahun 2018 dengan penandatanganan kontrak gross split. Blok Sengkang berlokasi di daratan Sulawesi Selatan.
Kontrak blok ini sedianya berakhir pada 24 Oktober 2022. Adapun, Energy Equity mendapatkan perpanjangan kontrak selama 20 tahun.
EMP menyebut Blok Sengkang memiliki sekitar 420 miliar kaki kubik gas dalam bentuk cadangan terbukti dan terukur. Blok tersebut saat ini juga memproduksi gas kurang lebih 40 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Gas hasil produksi Blok Sengkang dijual ke beberapa proyek pembangkit listrik di wilayah Sulawesi Selatan. Adapun saat ini EMP mengoperasikan delapan aset migas dan gas metana batu bara di wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Mozambik.