Harga Batu Bara Melambung, PTBA Alokasikan 43% Produksi Untuk Ekspor

ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/wsj.
Sebuah truk pengangkut batu bara melintasi jalan tambang batu bara di Kecamatan Salam Babaris, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, Rabu (7/7/2021).
Penulis: Happy Fajrian
2/9/2021, 17.05 WIB

Produsen batu bara pelat merah, PT Bukit Asam Tbk (PTBA), menargetkan porsi ekspor batu bara tahun ini sebesar 47% dari total produksi. Sampai dengan Juni 2021, rasio penjualan domestik dengan ekspor PTBA 63% berbanding 37%.

“Namun ini bukan rencana sampai akhir tahun. Rasio penjualan direncanakan sebesar 53% untuk domestik dan 47% untuk penjualan ekspor,” kata Direktur Pengembangan Usaha PTBA Fuad Iskandar Zulkarnain Fachroeddin, Kamis (2/9).

Ia menambahkan bahwa target tersebut sejalan dengan peningkatan produksi batu bara tahun ini yang ditargetkan mencapai 30 juta ton, naik 5 juta ton atau 16,7% dibandingkan tahun sebelumnya 25 juta ton.

Peningkatan porsi ekspor ini juga sejalan dengan harga batu bara di pasar internasional yang terus melambung. Melansir data Refinitiv, harga batu bara acuan di ICE Newcastle untuk kontrak 2 bulan ke depan sempat menyentuh US$ 171 per ton.

“Kami terus memacu penjualan, baik domestik maupun ekspor, untuk menyerap produksi kami yang meningkat tahun ini,” ujar Fuad.

Sepanjang enam bulan pertama tahun ini, PTBA telah merealisasikan produksi sebesar 13,3 juta ton, atau 44,3% dari target produksi tahun ini 30 juta ton, dan telah membukukan penjualan sebesar 12,9 juta ton.

Capaian penjualan PTBA sepanjang semester I 2021 meningkat 3,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 12,5 juta ton. Adapun lima negara tujuan ekspor yang menjadi pasar terbesar PTBA yaitu Tiongkok, Taiwan, Filipina, India, dan Vietnam.

Simak kinerja ekspor batu bara Indonesia pada databoks berikut:

Sebagai informasi, PTBA membukukan laba bersih sebesar Rp1,8 triliun sepanjang enam bulan pertama 2021. Keuntungan emiten pelat merah ini naik 38,04% dalam setahun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,28 triliun.

Pertumbuhan positif laba bersih PTBA tidak terlepas dari kenaikan pendapatan bersih menjadi Rp 10,29 triliun atau naik 14,2% dari pendapatan di semester pertama 2021 sebesar Rp 9,01 triliun.

Direktur Utama Bukit Asam, Suryo Eko Hadianto mengatakan, kenaikan kinerja ini seiring dengan pemulihan ekonomi global maupun nasional yang mendorong naiknya permintaan atas batubara.

Kondisi ini juga disertai dengan kenaikan harga batubara yang signifikan hingga menyentuh level US$ 134,7 per ton pada 30 Juni 2021. Sedangkan harga acuan batu bara Indonesia untuk bulan Agustus berada pada level US$ 130,99 per ton.

Suryo mengatakan, dengan melihat kondisi bisnis seperti hubungan Tiongkok dengan Australia yang masih merenggang, serta pandemi saat ini, PTBA meyakini prospek batubara masih akan cerah. “Kami meyakini harga ini akan stabil hingga akhir tahun,” kata Suryo.

Reporter: Antara