Sementara Faktor lainnya yakni terdapat pada krisis logistik yang mengakibatkan pengiriman beberapa komoditas energi tertunda. Sehingga proyeksi 2022 krisis energi masih akan berlanjut, booming komoditas tidak bisa dicegah.

"Kita jangan euforia jangka pendeknya lihat harga komoditas naik, tapi kita harus sedia payung sebelum hujan juga. Bagaimana kalau BBM langka, harga naik, inflasi berlebih juga tidak bagus bagi konsumsi domestik. Sejauh ini pemerintah masih terlalu santai merespon krisis energi," katanya.

Seperti diketahui, Kementerian Keuangan mencatat setoran pajak dari sektor pertambangan sejak awal tahun hingga September 2021 tumbuh 38,4% dari tahun lalu, dan mencatatkan kenaikan tertinggi dibandingkan sektor lainnya. Ini seiring melonjaknya harga komoditas.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mencatat, penerimaan pajak dari sektor pertambangan berhasil rebound sangat kuat setelah periode yang sama tahun lalu masih terkontraksi dalam 42,7%. "Sektor yang meningkat sangat tinggi seperti yang bisa kita diduga adalah pertambangan akibat kenaikan harga komoditas dan ekspor," kata Sri Mulyani.

Meningkatnya setoran pajak oleh sektor pertambangan terutama saat memasuki bulan Juli hingga September. Penerimaan pajak dari sektor ini pada kuartal III bahkan melesat 317,6%, padahal dua kuartal sebelumnya masih terpukul dengan pertumbuhan negatif.

"Jadi boom dari komoditas perdagangan mulai terlihat pada kuartal ketiga dan ini diperkirkaan masih akan bertahan sampai awal tahun depan," katanya.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan