Harga Komoditas Turun Tekan IHSG, Saham Bank dan Properti Disarankan
Indeks harga saham gabungan (IHSG) naik tipis 0,16% ke level 6.643 pada penutupan perdagangan Jumat (22/10). Mengawali pekan ini, Senin (25/10), IHSG diprediksi bergerak turun seiring tekanan harga komoditas.
Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan menilai IHSG hari ini turun dengan area support di level 6.600 dan 6.557. Sementara, resisten di level 6.697 dan 6.670. "Pelemahan harga komoditas diperkirakan masih akan menekan laju IHSG," ujarnya dalam riset tertulis, dikutip Senin (25/10).
Menurut dia, harga komoditas, khususnya batu bara, merupakan sentimen utama pendorong IHSG sejak akhir September. Ketika itu harga batu bara bahkan sempat menyentuh level US$ 269 per ton. Namun kini harganya mulai turun meski masih di atas US$ 230 per ton.
Meski begitu, Dennies menilai investor cukup optimis akan dorongan musim laporan keuangan triwulan III-2021. Beberapa emiten yang sudah merilis mencatatkan kinerja yang cukup baik.
Sebagai informasi, support merupakan area harga saham tertentu yang diyakini sebagai titik terendah pada satu waktu. Ketika menyentuh support, harga biasanya akan kembali naik karena peningkatan pembelian. Namun jika tembus, harga akan terus turun untuk menemukan titik support baru.
Sebaliknya, resisten adalah tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik tertinggi. Setelah saham menyentuh level ini, biasanya akan ada aksi jual cukup besar sehingga laju kenaikan terhambat.
Dennies merekomendasikan saham Ciputra Development (CTRA) untuk beli. Sementara, saham Semen Indonesia (SMGR), Bank CIMB Niaga (BNGA), dan Telkom Indonesia (TLKM) untuk tahan (hold) jika sudah punya sebelumnya.
Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan, IHSG masih memiliki potensi untuk turun dengan target terdekat di level 6.543 meskipun mengalami rebound pada Jumat lalu. Level support IHSG berada di 6.543, 6.456, dan 6.385. Sementara level resisten di 6.692, 6.799, dan 6.890.
"IHSG harus mampu menembus resisten kuat yang ada di sekitar level 6.692 untuk mengonfirmasi kelanjutan dari fase kenaikan," kata Ivan.
Adapun sejumlah rekomendasi saham yang dapat menjadi pertimbangan investor, antara lain Bukit Asam (PTBA), Semen Indonesia (SMGR), Timah (TINS), Telkom Indonesia (TLKM), dan Unilever Indonesia (UNVR).