BPH Migas memastikan penyaluran produk bahan bakar khusus (BBK) yang merupakan BBM non subsidi yakni Pertalite sejauh ini tak terpengaruh kebakaran tangki di area Kilang Cilacap, Jawa Tengah pada Sabtu (13/11).
Anggota komite BPH Migas, Saleh Abdurrahman mengatakan untuk BBM jenis Pertalite dari sisi stok saat ini masih cukup tersedia di berbagai daerah di Indonesia. Sehingga insiden tersebut tak berpengaruh dari sisi pasokan.
Adapun berdasarkan data dari BPH Migas, hingga 11 November ini stok Pertalite yang tersedia yakni mencapai 321.196 kilo liter (KL), sedangkan Pertamax 719.565 KL.
"Jadi secara umum peristiwa kebakaran di salah satu tangki di Kilang Cilacap tidak berpengaruh terhadap pasokan BBM kita khususnya di pulau Jawa," kata dia dia dalam acara Energy Corner, Senin (15/11).
Sebelumnya, Pertamina menegaskan bahwa stok BBM dan LPG baik nasional maupun lokal terjaga dengan baik. Terutama menyusul terkait dengan adanya insiden kebakaran tersebut.
Untuk stok BBM jenis Premium misalnya, saat ini berada di posisi 27 hari, Pertamax 15 hari, Pertalite di atas 10 hari. Sementara untuk Solar yakni 20 hari, Avtur 35 hari, Pertamax Turbo 50 hari dan LPG 12,7 hari.
"Dengan demikian kami sampaikan masyarakat tidak perlu khawatir, pendistribusian BBM dan LPG berlangsung seperti biasanya baik di daerah Jawa Tengah maupun sebagian Jawa Barat yang merupakan cover area dari kilang Cilacap," kata CEO Subholding Commercial and Trading Alfian Nasution.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjamin pasokan BBM dan LPG aman dan tidak terganggu akibat insiden tersebut. Dia berharap tidak ada ada kepanikan di masyarakat terkait insiden itu.
"Jadi mohon tidak ada panic buying karena stok sangat aman. Malah beberapa produk ini di atas standar minimum, jadi ini sudah melebihi standar stoknya," kata Nicke.
Meski demikian, Nicke menegaskan akan melakukan evaluasi dan investigasi yang menyeluruh terkait insiden di Kilang Cilacap tersebut. Evaluasi dan investigasi ini sangat penting dan kita ambil lesson learned-nya," kata Nicke.