Dirut Baru PLN Akan Fokus Atasi Kelebihan Pasokan dan Transisi Energi

PLN
Darmawan Prasodjo Wakil Direktur Utama PLN
6/12/2021, 18.40 WIB

Pemimpin baru PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Darmawan Prasodjo akan fokus pada persoalan kelebihan pasokan listrik hingga transisi energi.

Seperti diketahui, Kementerian BUMN baru saja menunjuk Darmawan Prasodjo sebagai Direktur Utama PLN menggantikan Zulkifli Zaini. Darmawan sebelumnya menjabat sebagai Wakil Dirut PT PLN. 

Tak lama setelah resmi ditunjuk, Darmawan menyebut akan menggenjot konsumsi listrik untuk mengatasi persoalan kelebihan pasokan. Salah satunya dengan menggalakan penggunaan kompor induksi hingga penggunaan mobil listrik.

Selain itu, pihaknya juga akan menggenjot program Electrifying Agriculture di sektor pertanian dan mengubah penggunaan bahan bakar minyak menjadi listrik.

"Oversupply, ada beberapa hal bagaimana meningkatkan demand. Akan ada penggunaan kompor induksi dan lalu mobil listrik," ujarnya di kantor PLN, Senin (6/12). 

Selain itu, pemerintah saat ini juga mempunyai target net zero emission pada 2060. Karena itu, menurut dia perlu ada persiapan agar program ini dapat berjalan dengan baik.

"Lalu Pak Erick Thohir [Menteri BUMN] bilang transformasi selama ini secara holistik salah satunya dari keuangan yang sudah jalan itu perlu dilanjutkan," ia menegaskan. 

Menurutnya, kinerja perusahaan setrum pelat merah ini sudah cukup bagus. Ini bisa terlihat dari keseriusan PLN dalam menggenjot target bauran energi terbarukan.

Salah satunya dengan menetapkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030. Adapun dalam RUPTL kali ini, PLN menetapkan porsi pembangkit EBT sebesar 51,6%.

"Tugas khusus, masa transisi ini harus berjalan dengan smooth. Investasi, Inovasi, Teknologi, Kolaborasi. Ini semua harus smooth. Proses transisi jangan membebani APBN," ujarnya.


Terpisah, Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menilai pergantian Direktur Utama PLN merupakan penyegaran yang dilakukan oleh Kementerian BUMN. Mengingat, Darmawan atau yang akrab disapa Darmo ini merupakan orang lama di perusahaan tersebut. 

"Adanya pergantian saya kira akan memberikan perubahan cara kerja di internal PLN mengingat Pak Darmo ini mobilitasnya cukup tinggi dan lebih progresif," kata dia.

Dia berharap di bawah kepemimpinan Darmo, PLN akan semakin adaptif dalam menghadapi transisi energi dan perubahan yang ada. PLN juga bisa terus meningkatkan penjualan listrik mereka di tengah kondisi saat ini yang kelebihan pasokan untuk Jawa Sumatera.

Mamkit menegaskan perlu ada terobosan agar konsumsi listrik terus meningkat. Selain itu, PLN harus terus melakukan efisiensi agar keuangan mereka terus positif di tengah tekanan ekonomi dan politik yang semakin kuat. Apalagi menjelang tahun 2022 yang sudah memasuki tahun politik.



Mamit merinci  ada beberapa isu yang harus dikawal oleh Darmo ke depan selama menjabat sebagai Dirut PLN. Isu utama yakni terkait dengan RUU EBT dimana akan disahkan oleh DPR pada masa sidang 2022.

"Hal ini harus dipastikan bahwa UU EBT tidak memberatkan PLN terkait dengan skema feed in tariff mau skema take or pay untuk pembangkit EBT," katanya.

Kedua yakni terkait dengan carbon trading. Hal ini harus dikawal agar skema carbon trading tidak memberatkan PLN lantaran pembangkit milik PLN sendiri teknologinya sudah lama.

Ketiga terkait dengan RPP SDA dimana penetapan Biaya Jasa Pengelolaan Sumber Daya Air (BJPSDA) tidak memberatkan bagi PLN. Jika tarif BJPSDA terlalu tinggi maka dipastikan akan meningkatkan biaya produksi bagi PLN.

Kemudian yang keempat yakni terkait dengan adanya penyesuaian tarif dasar listrik non subsidi pada 2022 yang akan datang. Hal ini penting mengingat sejak 2017 tidak pernah ada penyesuaian tarif dasar listrik.

"Jadi saya kira cukup banyak PR yang harus diselesaikan oleh Pak Darmo diluar yang saya sebutkan di atas," ujarnya.

Reporter: Verda Nano Setiawan