Arutmin Yakin Permintaan Batu Bara Tetap Kuat Meski Dibayangi Omicron

KATADATA/AJENG DINAR ULFIANA
Proses penambangan batu bara di Desa Jembayan Dalam, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (22/11/2018).
20/12/2021, 18.42 WIB

PT Arutmin Indonesia optimistis prospek permintaan batu bara pada 2022 masih akan tetap cerah meski dibayangi oleh melonjaknya kasus virus corona varian Omicron di berbagai negara.

General Manager Legal & External Affairs PT Arutmin Indonesia Ezra Sibarani mengatakan hingga saat ini proses aktivitas di sektor pertambangan tetap berjalan normal dengan memenuhi protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19.

"Prospek kedepannya kita masih melihat permintaan yang meningkat di musim dingin, belum ada indikasi pengurangan kegiatan produksi secara masif seperti outbreak varian delta sebelumnya," kata Ezra kepada Katadata.co.id, Senin (20/12).

Arutmin saat ini juga tengah menanti persetujuan dari Kementerian ESDM terkait pengajuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) untuk tahun 2022. Meski demikian, Ezra tak merinci besaran volume target produksi batu bara tahun depan.

Hanya saja, beberapa waktu lalu, dia membeberkan target produksi di tahun depan tidak akan jauh berbeda dengan target produksi yang dipatok tahun ini sebesar 21-22 juta ton.

Senada, Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia optimistis bisnis harga batu bara tahun depan masih prospektif. "Di awal tahun depan permintaan diperkirakan masih cukup kuat. Apalagi pemerintah Tiongkok membuat kebijakan untuk menekan harga," ujar Hendra beberapa waktu lalu.

Pertumbuhan pasca pandemi dinilai dapat mendorong permintaan batu bara, terutama di pasar tradisional. Namun tingkat produksi batu bara domestik dan kebijakan sektor di Cina, India, Indonesia, dan tempat lain akan menjadi penentu yang mempengaruhi pasokan ekspor dan harga batu bara internasional serta domestik.

Seperti diketahui, penyebaran Omicron tengah menjadi momok di Eropa dan Amerika Serikat pada akhir tahun ini. Penularan varian Covid-19 tersebut memaksa pemerintah untuk mengambil langkah pembatasan aktivitas jelang liburan Natal dan tahun baru.

Sementara, pemerintah Indonesia sendiri resmi mengumumkan kasus Omicron pertama pada Rabu (15/12). Kasus tersebut ditemukan dari seorang pekerja pembersih di Rumah Sakit Wisma Atlet yang terinfeksi.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan sampel diambil dari tim di Wisma Atlet pada 8 Desember. Sampel lalu dikirimkan ke Kemenkes untuk dilakukan Whole Genome Sequencing dan hasilnya ada satu orang yang terdeteksi Omicron.

“Ada tiga terkonfirmasi positif, satu orang positif Omicron,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers virtual, Kamis (16/12).

Kasus tersebut juga tidak mengalami gejala seperti pilek dan batuk. Hasil tes PCR kedua petugas pembersih itu juga telah menunjukkan hasil negatif Covid-19. “Mereka telah menjalani tes kedua,” kata Budi.

Selain itu Budi mengatakan ada lima orang yang berstatus probable Omicron. Mereka terdiri dari dua WNI yang pulang dari AS serta tiga WN Cina yang tiba di Manado. Saat ini WNI sudah diisolasi di Wisma Atlet, "Sedangkan WN Cina tersebut menjalani karantina di Manado," katanya.

Reporter: Verda Nano Setiawan