Harga Pertamax Naik, Sebagian Konsumen Tak Pindah ke Pertalite

ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Operator SPBU melakukan pengisian bahan bakar minyak (BBM) jenis pertamax turbo ke kendaraan konsumen di SPBU Dago, Bandung, Jawa Barat, Minggu (5/1/2020).
1/4/2022, 17.57 WIB

“Di sini memang sering antre, biasa. Sebenarnya gak begitu pengaruh antara kenaikan harga Pertamax dengan antrean ini. Kemarin malam juga ngantre, itu biasa di sini,” kata Wahyu, selaku pengawas SPBU saat ditemui di lokasi.

Dia menjelaskan bahwa BBM di SPBU itu selalu di isi setiap hari dengan rincian 8 kilo liter (KL) solar, 24 KL Pertalite, dan 16 KL Pertamax. “Kalau solar sama Pertalite ini sudah ditetapkan minimalnya segitu karena BBM Subsidi, kan. Tapi kalau Pertamax tiap harinya beda, bebas mau isi berapa,” ujarnya.

Sebelumnya Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan, memperkirakan kenaikan harga Pertamax akan mendorong konsumen beralih menggunakan Pertalite. Jika harga naik menjadi Rp 15.000-16.000 per liter, ia memperkirakan 40% konsumen Pertamax akan beralih ke Pertalite.

“Kalau di bawah Rp 15.000 per liter maka shifting tidak terlalu banyak, mungkin 20%,” ujarnya kepada Katadata.co.id.

Potensi migrasi ke BBM swasta akan semakin kecil lantaran para konsumen Pertamax berasal dari masyarakat golongan menengah ke atas. “Yang sudah paham manfaat daripada penggunaan BBM dengan RON yang lebih tinggi,” kata Mamit.

Namun Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengatakan naiknya harga BBM Pertamax akan menimbulkan migrasi besar-besaran, terutama dari mereka yang berada di kelas menengah rentan.

"Perlu dicatat, kelas menengah yang rentan jumlahnya mencapai 115 juta orang. Sedikit saja penyesuaian harga BBM, mereka langsung turun kelas," kata Bhima.

Ujungnya, naiknya harga Pertamax bisa menciptakan masalah baru yakni membengkaknya beban keuangan pemerintah karena konsumsi BBM bersubsidi yang kian besar. "Seolah penyelamatan keuangan Pertamina tapi konsekuensi lain migrasi sebabkan beban APBN ikut bengkak,” ujarnya.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu