PT Pertamina berencana menghapus BBM jenis Premium (RON 88) di seluruh SPBU di Indonesia. Premium tak lagi dijual seiring ditetapkannya BBM jenis Pertalite sebagai Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP).
Adapun masuknya Pertalite sebagai BBM khusus penugasan atau BBM subsidi berdasarkan Keputusan Menteri ESDM No.37.K/HK.02/MEM.M/2022 tentangn JBKP yang disahkan pada 10 Maret 2022.
Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina Patra Niaga, Alfian Nasution, menyebut BBM jenis Premium sudah tak diminati oleh pasar. Saat ini masyarakat lebih memilih BBM dengan rendah emisi dan ramah lingkungan seperti Pertalite (RON 90) dan Pertamax (RON 92). “Iya benar, (sejak Pertalite dijadikan sebagai JBKP, Pertamina tidak lagi menjual Premium di pasaran),” kata Alfian dalam diskusi CNBC Energy Corner pada Senin (4/4).
Pada Peraturan Presiden (Perpres) No.117/2021, pemerintah memberikan kompensasi sebesar 50% untuk kandung Premium di Pertalite. Premium saat ini hanya digunakan sebagai 50% bahan campuran dari BBM Pertalite.
“Bahwa Pertalite itu saat ini 50% campurannya adalah Premium yang merupakan bahan bakar subsidi sehingga itu harus betul-betul diawasi penggunaannya,” kata Wakil Ketua Komisi VII DPR, Eddy Soeparno, saat dihubungi pada Senin (4/4).
Sebelumnya, pemerintah berencana menghapus penggunaan bahan bakar minyak atau BBM beroktan rendah, yaitu Premium dan Pertalite mulai 2022. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan langkah ini sejalan dengan upaya untuk menerapkan ekonomi hijau.
Menurut pemerintah, konsumsi BBM jenis Premium sebenarnya terus menyusut. Jadi, tanpa dihapuskan pemerintah, BBM beroktan rendah ini akan hilang dengan sendirinya. Rencana pemerintah menghapus BBM Premium dan Pertalite adalah untuk mengurangi emisi karbon dan menjaga ambang batas emisi karbon dan polusi udara dengan standar BBM minimal RON 91 untuk bensin dan CN 51 untuk diesel.
RON adalah angka acuan oktan untuk mengukur kualitas bahan bakar kendaraan bermotor. Semakin tinggi angka oktannya, semakin rendah emisi gas buangnya. Bahan bakar yang masih di bawah RON 91 adalah Premium yang memiliki RON 88 dan Pertalite dengan RON 90. Perubahan dari Premium ke Pertalite diperkirakan mampu menurunkan kadar emisi karbon sebesar 14%. Adapun perubahan dari Pertalite ke Pertamax akan menurunkan kembali emisi karbon dioksida sebesar 27%.
Berdasarkan data BPH Migas, penyerapan bensin Premium selama Januari-November 2021 sebesar 3,41 juta kilo liter (kl) atau hanya sekitar 34,15% dari kuota Premium 2021 yang sebesar 10 juta kl. Proyeksi konsumsinya sampai akhir tahun ini diperkirakan hanya bertambah sekitar 248 kl.
Hingga saat ini hanya ada tujuh negara di dunia yang masih menggunakan BBM beroktan rendah (RON 88) atau Premium, yakni Bangladesh, Kolombia, Mesir, Indonesia, Mongolia, Ukraina, dan Uzbekistan.
Sejak 2020, Pertamina meninjau untuk mengalihkan penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) beroktan rendah ke oktan yang lebih tinggi. Berikut grafik Databoks: