Dikunjungi Luhut, Investasi Gigafactory Tesla Capai Ratusan Triliun

ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song
Mobil Tesla Model-3 buatan China terlihat saat acara pengiriman di pabriknya di Shanghai, China, Selasa (7/1/2020).
Penulis: Syahrizal Sidik
27/4/2022, 09.23 WIB

Pertemuan Menteri Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan beserta rombongan dengan CEO Tesla Inc, Elon Musk  di markas pabrik mobil listrik Tesla, Gigafactory di Austin, Texas pada Senin kemarin menarik perhatian publik. 

Pada pertemuan itu, Menteri Luhut menjajaki peluang kerja sama antara Tesla dengan pemerintah Indonesia  terkait penyediaan dan pemrosesan nikel sebagai bahan baku battery cell yang berlandaskan Environment, Social dan Governance (ESG) yang baik dan berkelanjutan.

Tesla saat ini menjadi kiblat bagi industri kendaraan listrik dunia dan menjadi produsen terbesar  kendaraan listrik (EV) dengan nilai kapitalisasi pasar di Bursa Nasdaq senilai US$ 1,03 triliun.

Berdasarkan informasi di laman resmi perusahaan Tesla, saat ini perusahaan memiliki misi utama mempercepat transisi dunia menuju energi berkelanjutan melalui kendaraan listrik dan produk energi yang semakin terjangkau.

Tesla juga terus meningkatkan kapasitas produksinya menjadi 500.000 unit mobil per tahun, sehingga, Tesla membutuhkan pasokan baterai lithium-ion di seluruh dunia saat ini.

Tesla Gigafactory lahir karena kebutuhan dan akan memasok baterai yang cukup untuk mendukung permintaan kendaraan yang diproduksi Tesla. Saat ini, Gigafactory memproduksi motor listrik dan paket baterai Model 3, selain produk penyimpanan energi Tesla, Powerwall dan Powerpack.

Saat ini, Tesla memiliki enam pabrik yang berlokasi di seluruh dunia, dengan lima di antaranya merupakan gigafactory. Adapun kelima Gigafactory (Giga) Tesla berlokasi di Nevada, New York, Shanghai (Cina), Berlin (Jerman), dan Texas.

Pabrik Fremont adalah pabrik pertama Tesla dalam memproduksi mobil listrik. Sementara itu, di pabrik Jerman misalnya, Tesla berinvestasi senilai Rp 82,3 triliun.

Harian Jerman Tagesspiegel menyebutkan nilai tersebut merupakan investasi yang sangat besar, "artinya Tesla dapat mengandalkan sekitar Rp 18,3 triliun dari subsidi Jerman," seperti dikutip dari DW, Rabu (27/4).

Luhut Binsar Pandjaitan bertemu bos Tesla Elon Musk di Gigafactory Tesla di Austin, Texas, Amerika Serikat. (Instagram @anindyabakrie)

 

Sedangkan, Gigafactory Tesla merupakan pabrik teranyar Tesla yang kelima yang berlokasi di Austin, Texas. Pada Desember 2021, Musk memperkirakan pembangunan Giga Texas membutuhkan investasi setidaknya US$ 10 miliar dan akan mempekerjakan 20.000 orang.

Menilik pada asal mula pemberian nama Gigafactory itu berasal dari kata Giga, satuan pengukuran yang mewakili 'miliaran'. Tesla mengharapkan Gigafactory menjadi bangunan terbesar di dunia dan sepenuhnya ditenagai oleh sumber energi terbarukan.

"Gigafactory dirancang untuk menjadi pabrik energi nol bersih. Fasilitas tersebut akan ditenagai oleh tenaga surya," tulis manajemen Tesla.

Pada pertengahan 2018, produksi baterai di Gigafactory 1 mencapai tingkat tahunan sekitar 20 GWh, menjadikannya pabrik baterai dengan volume tertinggi di dunia. Tesla saat ini memproduksi lebih banyak baterai dalam hal kWh daripada gabungan semua pembuat mobil lainnya.