Dukung Kendaraan Listrik, Shell Bakal Tambah SPKLU di Luar Jabodetabek

/home/ubuntu/Pictures/antarafoto/cropping/production/original/ANT20190928009.jpg
Presiden Direktur Shell Indonesia Darwin Silalahi (kanan) dan Wakil Rektor II Universitas Malang Heri Suwignyo (kiri) dan Wakil Rektor III Universitas Malang, Muarifin (dua dari kiri) melihat mobil rakitan mahasiswa dalam Kompetisi Mobil Hemat Energi (KMHE 2019) di Universitas Malang, Jawa Timur, Sabtu (28/9/2019).
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Lavinda
5/5/2022, 19.00 WIB

Shell Indonesia akan menambah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di luar kawasan Jabodetabek. Namun perusahaan masih enggan mengumumkan jadwal pendirian SPKLU tersebut secara rinci. 

Saat ini, Shell Indonesia baru membangun tiga SPKLU di wilayah Jabodetabek, yakni di SPBU Shell Pluit Selatan 1, SPBU Shell Antasari, dan SPBU Shell Jagorawi. 

Presiden Direktur dan Direktur Mobility Shell Indonesia Dian Andyasuri mengatakan, pihaknya memindai data populasi mobil listrik atau electric vehicle (EV) di kota-kota besar untuk kebutuhan pembangunan SPKLU. Strategi yang diterapkan Shell Indonesia terkait pembangunan infrastruktur EV masih oportunistik. 

Artinya, pembangunan SPKLU besutan Shell Indonesia masih sangat bergantung pada populasi EV dan permintaan SPKLU di wilayah tertentu. Maka itu, Shell Indonesia belum menetapkan modal kerja terkait pembangunan SPKLU pada tahun ini. 

"Walaupun tidak di-budget-in, kami pasti akan terus melakukan (pembangunan SPKLU), karena kalau untuk (kendaraan) listrik kami benar-benar oportunistic. Karena ini fokus buat Shell (Indonesia)," kata Dian di Jakarta, Kamis (5/5).

Secara teknis, pemilik EV dapat menggunakan SPKLU Shell Indonesia dengan membeli paket kopi di SPBU Shell Indonesia. Dengan membeli paket kopi Recharge deli2go senilai Rp 85.000, pemilik EV dapat mengisi daya di SPKLU Shell Indonesia selama 30 menit. 

Dian mengatakan pengisian EV di SPKLU pihaknya hanya dapat dilakukan dengan cara tersebut. Pasalnya, Shell Indonesia menyatakan sedang mengurus memiliki Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (IUPTL).

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM mencatat, ada 267 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan Charging Station hingga akhir 2021. Jika dilihat dari wilayahnya, mayoritas atau 101 unit berada di DKI Jakarta.

Selanjutnya, Jatim, Bali dan Nusa Tenggara digabung memiliki 43 unit. Jawa Barat memiliki total 37 unit dan Banten memiliki 20 unit. Lalu, Jawa Tengah dan DIY memiliki total 27 unit. Sumatra memiliki 21 unit dan Banten 20 unit. Terakhir, Sulawesi, Kalimantan, dan Maluku memiliki 18 unit SPKLU.

Pada 2022, Indonesia menargetkan total SPKLU dapat mencapai 580 unit. Jumlah ini untuk mengakomodasi kendaraan listrik berbasis baterai yang diprediksi dapat mencapai 5.879 unit.

Direktur Sarana Transportasi Jalan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Danto Restyawan, menyebut hingga saat ini, ada 16.060 unit kendaraan listrik yang telah mengaspal di Indonesia yang terdiri dari roda dua, mobil penumpang dan mobil barang.

"Upaya memperbanyak kendaraan listrik dimaksudkan untuk membangun iklim kendaraan listrik di tahun 2030, sekaligus menjadi upaya untuk mengurangi ketergantungan impor bahan bakar minyak dari luar negeri," ujarnya.

Reporter: Andi M. Arief