Harga minyak dunia turun sekitar tiga dolar per barel di awal perdagangan pasar Asia pada Kamis pagi (2/1). Investor mengambil untung dari kenaikan harga baru-baru ini menjelang pertemuan para produsen utama minyak OPEC+, yang diperkirakan akan membuka jalan bagi peningkatan produksi.
Harga minyak mentah Brent merosot US$ 2,76 atau 2,4%, menjadi diperdagangkan di US$ 113,53 per barel pada pukul 00.24 GMT, setelah naik 0,6% pada hari sebelumnya. Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun US$2,89 dolar AS atau 2,9% menjadi diperdagangkan di US$ 112,37 dolar AS per barel, setelah menguat 0,5% pada Rabu (1/6).
Harga acuan minyak telah menguat lebih tinggi selama beberapa minggu karena ekspor Rusia ditekan oleh sanksi Uni Eropa dan AS terhadap Moskow atas invasinya ke Ukraina, tindakan yang disebut Rusia sebagai "operasi militer khusus".
Sementara itu, pelonggaran bertahap Cina dari penguncian ketat Covid-19 telah menambah dukungan harga. Dolar AS yang lebih kuat juga menekan harga minyak pada Kamis karena membuat minyak mentah lebih mahal bagi mereka yang memegang mata uang lainnya.
"Investor mengambil keuntungan menjelang pertemuan OPEC+ dan dolar yang lebih tinggi," kata Kazuhiko Saito, kepala analis di Fujitomi Securities Co Ltd. Ia merujuk pada pengelompokan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen sekutu terkait, termasuk Rusia.
Ia memperkirakan tidak ada kejutan dari pertemuan OPEC+. Kelompok itu tidak mungkin mengubah kebijakan mereka ketika Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengunjungi Arab Saudi. Saito memperkirakan, pasar akan pulih kembali setelah pertemuan tersebut karena berlanjutnya pengetatan pasokan global dan permintaan yang kuat untuk bahan bakar di Amerika Serikat dan Eropa.
Lima sumber Reuters mengatakan, OPEC+ akan tetap mempertahankan kenaikan produksi minyak bulanannya, meskipun melihat pasar global yang lebih ketat.
The Wall Street Journal melaporkan pada Selasa (31/5/2022) bahwa beberapa anggota OPEC sedang mempertimbangkan gagasan untuk menangguhkan Rusia dari kesepakatan guna memungkinkan produsen lain memompa lebih banyak minyak mentah secara signifikan seperti yang diinginkan oleh Amerika Serikat dan negara-negara Eropa.
Namun, dua sumber OPEC+ mengatakan kepada Reuters bahwa pertemuan teknis pada Rabu (1/6/2022) tidak membahas gagasan untuk menangguhkan Rusia dari kesepakatan. Enam delegasi OPEC+ lainnya mengatakan gagasan itu tidak dibahas oleh kelompok tersebut. Sementara ketua komite teknis OPEC+ memangkas perkiraannya untuk surplus pasar minyak 2022 sekitar 500.000 barel per hari menjadi 1,4 juta barel per hari.