Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM menargetkan program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) untuk 80.000 rumah tangga di tahun 2022. Proyek yang akan dilaksanakan di 33 provinsi ini ditaksir menelan biaya Rp 120 miliar.
Dirjen Ketenagalistrikan Rida Mulyana, menyebutkan dana sebesar Rp 120 miliar tersebut belum bisa digunakan seluruhnya karena separuhnya masih tertahan di Kementerian Keuangan. Saat ini, pihaknya hanya bisa menggunakan Rp 60 miliar dari total dana yang dibutuhkan.
"Rp 60 miliar nya masih di mekanisme auto blocking system (ABS) di Kementerian Keuangan, yang kami lakukan pertama adalah Rp 60 miliar untuk 40 ribu calon penerima bantuan ini," kata Rida dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR pada Senin (6/6).
Menurut paparannya, sampai tanggal 18 April 2022, Kementerian ESDM telah menerima usulan calon penerima BPBL sebanyak 44.940 sambungan rumah tangga. Angka tersebut merupakan usulan dari 33 anggota komisi energi.
Dari jumlah tersebut, Dirjen Ketenagalistrikan dan PLN baru melakukan verifikasi lapangan ke 9.133 rumah tangga sepanjang Mei. “Mohon maklumnya karena bulan Mei kemarin adalah libur panjang puasa dan Idul Fitri. Sehingga agak sedikit terhambat,” sambung Rida.
Dari hasil validasi, 8.068 rumah tangga memenuhi syarat. Sementara 1.065 rumah tangga tidak dapat diproses karena NIK ganda. Ke depan, masih ada 35.807 rumah tangga yang perlu diperiksa oleh Dirjen Ketenagalistrikan oleh PLN untuk dilakukan proses pemadanan dan validasi.
Secara keseluruhan, Rida mengatakan Pemerintah memiliki target untuk menyasar BPBL ke 157.000 rumah tangga. “Tahun ini kami targetkan 80.000 tetapi kemudian baru kami bisa laksanakan 40.000,” tukas Rida.
Secara nasional, penjualan listrik sepanjang Januari hingga April 2022 mencapai 88.803 gigawatt jam (GWh), naik 8,62% dibanding periode yang sama tahun lalu, yakni 81.756 GWh. Level tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 2022, yaitu sebesar 5,01% secara tahunan (yoy).
Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN, Diah Ayu mengatakan penjualan listrik yang meningkat dipicu oleh berbagai program transformasi yang dilaksanakan secara berkelanjutan.
Selain itu, pencanangan program intensifikasi dan ekstensifikasi penjualan yang dilaksanakan oleh PLN selama pemulihan ekonomi pasca pandemi, juga mendongkrak angka penjualan listrik. Simak databoks berikut:
"Kami terus melakukan inovasi untuk mendorong penjualan listrik. Untuk pelanggan rumah tangga, kami mendorong electrifying lifestyle," ujar Diah.
Strategi intensifikasi penjualan tenaga listrik dilakukan PLN dengan mendorong penggunaan listrik pelanggan untuk kegiatan produktif. Langkah itu dilakukan melalui rangkaian program bundling dan promo tambah daya.
PLN juga mendorong penerapan gaya hidup dengan menggunakan peralatan berbasis listrik dalam kehidupan sehari-hari atau electrifying lifestyle, seperti mendorong ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai dan penggunaan kompor induksi.
"Banyak program yang kami sediakan mendorong konsumsi listrik, seperti diskon 30% bagi pemilik kendaraan listrik yang mengisi daya kendaraan listriknya di malam hari," katanya.