Masih Tahap Uji Teknis, Peluncuran B35 Akhir Juli Berpotensi Mundur

Arief Kamaludin | Katadata
Biodiesel murni dan campuran solar dengan kadar 10 dan 20 persen.
20/7/2022, 14.06 WIB

Kementerian ESDM kemungkinan akan menunda peluncuran biodiesel B35 yang semula dijadwalkan pada akhir bulan ini. Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Dadan Kusdiana, mengatakan B35 saat ini masih dalam tahap pengujian teknik.

"Sekarang kami memastikan aspek keteknikan, pengujian (B35) lagi dikerjain," kata Dadan saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM Jakarta pada Rabu (20/7).

Saat ditanya kapan realisasi peluncuruan B35 digelar, Dadan enggan menjawab. Ia hanya menyampaikan pihaknya masih berdiskusi dengan Kementerian Perindustrian untuk tahap distribusi.

"Kita lihat nanti, karena masih diskusi sama Kementerian Perindustrian. Kan dari sana tuh yang otomatis komunikasi dengan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO)," sambung Dadan.

Direktur Bioenergi Direktorat Jenderal (Dirjen) EBTKE, Edi Wibowo pemanfaatan biodiesel di Tanah Air masih dihadapkan pada sejumlah tantangan, seperti keluhan pihak industri pertambangan dan perkapalan karena mengalami penggumpalan saat menggunakan B30.

Selain itu, muncul kekhawatiran terkait kestabilan oksidasi dan kadar air yang terkandung dalam B35. "Penurunan dayanya tidak signifikan, sekira 2%. Nilai kalor Biodiesel lebih kecil dari Solar. Ini bisa diatasi dengan berjalannya waktu. Semoga tidak ada kendala signifikan untuk B35," ujar Edi kepada Katadata.co.id, Rabu (13/7).

Pemanfaatan bahan bakar nabati diharapkan bisa mengurangi impor BBM fosil secara bertahap. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor minyak mentah Indonesia terbesar pada 2021 berasal dari Arab Saudi, dengan volume mencapai 4,42 juta ton dan nilai US$ 2,27 miliar.

Volume itu mencapai 32,08% dari total impor minyak mentah Indonesia, yang totalnya 13,78 juta ton. Sementara volume impor minyak tersebut juga meningkat 31,08% dari tahun sebelumnya."Kalau kita gunakan biodiesel, diharap bisa mengurangi produksi Solar dan mengurangi impor minyak fosil yang saat ini masih tinggi," kata Edi.

Menurut Edi, Kementerian ESDM saat ini masih fokus menargetkan produksi 10,15 juta kilo liter (kl) Biodiesel 30% atau B30 tahun ini. B30 merupakan campuran 30% fatty acid methyl ether (FAME) dan 70% campurannya adalah solar. Produk FAME berasal dari olahan minyak kelapa sawit atau CPO.

Adapun alokasi minyak sawit untuk program B35 belum ditentukan karena saat ini masih dalam tahap persiapan. Edi mengatakan, guna menyerap minyak sawit sebagai bahan baku biodiesel, pembelian Tandan Buah Segar (TBS) dari petani dalam negeri perlu ditingkatkan.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu