Pertamina Disarankan Tidak Ikut Lelang WK Migas Offshore, Kenapa?

ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/hp.
Sebuah kapal berlabuh di sekitar stasiun terapung suplai minyak dan gas lepas pantai di perairan Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (11/11/2020).
21/7/2022, 17.34 WIB

Sebelumnya Direktur Jenderal (Dirjen) Migas, Tutuka Ariadji, penawaran pengembangan lapangan Migas kepada Pertamina ditujukan untuk mengejar target lifting minyak 1 juta barel per hari (bph) dan gas 12 miliar standar kaki kubik per hari (bscfd) pada 2030.

"Pertamina kami dorong biar mereka ikut bidding yang lebih berani (offshore)," kata Tutuka saat ditemui wartawan di Kantor Kementerian ESDM pada Rabu (20/7).

Selain mendorong Pertamina agar ikut tender, Dirjen Migas juga berencana untuk memasifkan operasional dari Kerja Sama Operasi (KSO) Pertamina. Tutuka menyadari bahwa kondisi uzur di beberapa lapangan migas sangat berpengaruh terhadap capaian lifitng minyak maupun gas bumi di dalam negeri. "Nanti akan kelihatan hidup lagi KSO. Mudah-mudahan tahun depan hidup lagi. Jadi itu yang kami ubah," sambung Tutuka.

Katadata telah menghubungi pihak PT Pertamina Hulu Energi (PHE) untuk menanyakan perluang mereka mengambil salah satu dari WK Migas yang ditawarkan. Namun, hingga naskah ini ditulis, PHE tak kunjung merespons pertanyaan yang diajukan.

Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral kembali membuka Lelang Wilayah Kerja Migas Konvensional Tahap I Tahun 2022. Ada enam WK Migas yang ditawarkan pada lelang kali ini, yakni satu WK eksploitasi dan dua WK eksplorasi dengan mekanisme penawaran langsung, serta tiga WK Eksplorasi dengan mekanisme Lelang Reguler.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu