Uni Eropa (UE) dikabarkan akan kembali mengimpor minyak dari Rusia. Pelonggaran sanksi terhadap Rusia diperlukan untuk menghindari potensi kelangkaan dan krisis energi global.
Meski begitu, UE tetap mengajukan persyaratan ketat, yakni impor minyak dan produk pertanian dari Rusia hanya boleh dari negara perantara alias pihak ketiga.
“Dengan maksud untuk menghindari potensi dampak negatif bagi ketahanan pangan dan energi di seluruh dunia, UE memutuskan untuk memperpanjang pengecualian dari larangan transaksi dengan entitas negara tertentu," kata UE dalam sebuah pernyataan tertulis yang dikutip dari Reuters pada Senin (25/7)
Dengan penyesuaian sanksi ini, duo perusahaan minyak dan gas bumi asal Rusia, Rosneft dan Gazprom, bisa mengirimkan minyak ke negara-negara ketiga yang disetujui Eropa. UE pun mengizinkan perusahaan migas mereka untuk membeli minyak mentah via lintas laut Rusia untuk kebutuhan pangsa ekspor ke negara ketiga.
Sumber Reuters mengatakan pembatasan impor energi UE ini akan membuat Cina dan India membeli minyak melalui pedagang swasta kecil. Ada kekhawatiran pangsa perdagangan minyak Rusia akan beralih ke wilayah abu-abu dengan asuransi yang lemah terhadap kecelakaan dan dikirim oleh kapal-kapal tua.
Seperti diketahui, beberapa perusahaan pertambangan internasional Glencore danTrafigura serta perusahaan migas Vitol, Shell dan Total telah menghentikan segala aktivitas perdagangan minyak Rusia untuk pihak ketiga akibat sanksi UE. Hal tersebut juga mencakup pembatasan asuransi.
Pelonggaran sanksi impor minyak Rusia berimplikasi pada merosotnya harga minyak mentah dunia. Harga minyak Brent turun 1,09%, menjadi US$ 102,08 per barel pada Senin (25/7) sore. Sementara minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) drop 1,34%, menjadi US$ 93,43 per barel. "Pemulihan yang lambat dalam ekonomi China juga membebani sentimen pasar," kata Tetsu Emori, kepala eksekutif Emori Fund Management Inc.
Namun, Gubernur Bank Sentral Rusia Elvira Nabiullina, mengatakan pada hari Jumat lalu bahwa Rusia tidak akan memasok minyak ke negara-negara yang memutuskan untuk mengenakan batasan harga pada minyaknya.
Secara lebih luas, UE berkomitmen untuk menghindari semua tindakan yang dapat menyebabkan krisis pangan di seluruh dunia. UE menilai, peran antara Rusia dan Ukraina telah mengacaukan situasi perdagangan produk pertanian dan makanan, termasuk gandum dan pupuk yang terjalin antara negara ketiga dan Rusia.
Selain itu, UE juga melonggarkan larangan bagi negara ketiga dan warga negaranya yang berada di luar UE untuk membeli produk farmasi atau medis dari Rusia. Walau melonggarkan sejumlah sanksi kepada Rusia, UE dengan tegas mendukung Ukraina dan akan terus memberikan dukungan kuat untuk ketahanan ekonomi, militer, sosial dan keuangan Ukraina secara keseluruhan, termasuk bantuan kemanusiaan.