Indika Energy akan Tinggalkan Bisnis Batu Bara Demi Target Emisi 2050

Arief Kamaludin|Katadata
Indika Energy akan meninggalkan bisnis batu bara demi target emisi jangka panjang yakni net zero emission pada 2050.
25/8/2022, 08.54 WIB

PT Indika Energy Tbk secara bertahap mulai menepi dari bisnis batu bara untuk mencapai target jangka panjang net zero emission pada 2050. Sedangkan untuk jangka menengah, perusahaan akan memangkas separuh porsi pendapatan dari sektor batu bara.

Kepala Komunikasi Perusahaan dan Keberlanjutan, Ricky Fernando mengatakan pihaknya tengah berupaya untuk menguarangi intensitas emisi untuk scope 1 dan scope 2 sebesar 10%.

Selanjutnya, perusahaan juga berupaya meningkatkan volume reklamasi sebesar 20% dan mengurangi penarikan air atau water withdrawal sebesar 20%.

"Kami punya tujuan yang ingin kami capai di tahun 2025. Lebih jauh, bisnis Indika Energy pun harus berubah menjadi lebih berkelanjutan," kata Ricky dalam seremoni “Katadata Corporate Sustainability Awards pada Rabu (24/8), malam.

Perusahaan berkode emiten INDY ini juga mulai mengurangi praktik kegiatan di sektor batu bara dengan melepas sejumlah aset perusahaan pengiriman batu bara, PT Mitrabahtera Segara Sejati.

Selain itu, perusahaan juga berencana menjual kepemilikan saham PT Petrosea yang merupakan anak usaha perseroan di bidang kontraktor pertambangan. "Ini komitmen kami untuk berinvestasi di bidang sektor non batu bara dan melepas sektor batu bara," sambungnya.

Perusahaan juga mulai bermanuver untuk mendiversifikasikan bisnis mereka di luar sektor batu bara. Ricky menyebut PT Indika Energy mulai terjung ke bisnis solar panel dan motor listrik Alva One.

Motor listrik yang dibuat oleh anak usaha Indika, PT Ilectra Motor Group itu telah dipamerkan di arena Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) pada 11 Agustus lalu.

"Kami ingin pindah dari batu bara dan kami juga mendiversifikasikan bisnis kami di luar batu bara dengan mengubah dari hanya bisnis bahan bakar berbasis fosil ke bisnis energi terbarukan," tukas Ricky.

Pada kuartal I 2022 Indika mencatatkan pendapatan sebesar US$ 830,79 juta atau Rp 11,93 triliun (kurs tengah Rp 14.357 pada 31 Maret 2022). Pendapatan perusahaan meningkat 58,2% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari US$525,16 juta pada kuartal I 2022.

Penjualan batu bara memberikan kontribusi terbesar mencapai US$737,36 juta atau 88,8% dari total pendapatan. Lalu, pendapatan kontrak dan jasa berkontribusi US$86,64 juta (10,42%) dan perdagangan lainnya berkontribusi US$6,79 juta.

Pendapatan yang meningkat ini membuat Indika mencatat laba bersih US$ 75,04 juta atau Rp 1,08 triliun pada kuartal I 2022. Catatan ini berbanding terbalik dari kuartal I 2021. Saat itu, Indika rugi bersih sebesar US$ 9,36 juta.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu