Seiring transisi energi, pengusaha mulai mengubah strategi dan orientasi bisnis demi mencapai target net zero emission atau nol emisi karbon pada 2060.
Menurut laporan McKinsey & Company, saat ini dunia hanya menggelontorkan sekitar Rp 81.500 triliun per tahun untuk mencapai target nol emisi karbon pada 2050.
Jepang diminta mengkaji ulang penggunaan teknologi batu bara bersih karena emisinya lima kali lebih tinggi dari yang seharusnya untuk mencapai target bebas karbon.
Subholding Power & Renewable Energy Pertamina Power Indonesia diproyeksi akan memimpin tim untuk pengembangan teknologi penangkapan karbon atau CCUS di grup Pertamina.
Indonesia butuh investasi Rp 431 triliun per tahun pada 2020-2030, dan Rp 862 triliun per tahun setelah 2030, jika ingin mempercepat pencapaian target nol emisi karbon pada 2050.
Kebutuhan investasi untuk membangun pembangkit energi baru terbarukan (EBT) demi mencapai target netral karbon pada 2060 mencapai Rp 14.950 triliun atau Rp 360 triliun per tahun.
Kementerian ESDM mendorong agar perusahaan yang mendapat perpanjangan kontrak pertambangan batu bara menggunakan teknologi bersih untuk mengurangi emisi karbon.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan bahwa transisi energi Indonesia untuk meninggalkan energi fosil tergantung dukungan pendanaan dari internasional.