Harga BBM Diramal Naik Jelang Akhir Tahun Mengikuti Harga Minyak Dunia

ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/wsj.
Pengendara roda dua mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Mandala, Lebak, Banten, Sabtu (3/9/2022).
4/10/2022, 18.00 WIB

Harga BBM di Indonesia diperkirakan kembali naik menjelang akhir tahun ini, setelah sebelumnya turun pada awal bulan ini. Hal ini lantaran harga minyak berpotensi naik seiring dengan peningkatan permintaan energi pada akhir tahun yang bertepatan dengan musim dingin.

Direktur Eksekutif Energi Watch, Mamit Setiawan, mengatakan, harga BBM non subsidi bakal naik seiring naiknya harga minyak dunia. Menurut Mamit, fluktuasi harga BBM di Indonesia dipengaruhi oleh tingginya permintaan minyak di Amerika dan Eropa menyusul datangnya musim dingin dan libur natal dan akhir tahun.

"Harga BBM masih akan terus fluktuatif karena bulan depan harga minyak naik karena permintaan energi naik di musim dingin," kata Mamit pada Selasa (4/10).

Dengan tingginya permintaan bahan bakar di seluruh dunia, harga minyak dunia diperkirakan kembali melonjak ke level US$ 100 per barel. Adapun harga minyak dunia pada hari ini mulai mengalami peningkatan.

Minyak mentah jenis Brent jadi US$ 89,29 per barel dari 86,15 US$ per barel pada pekan lalu. Sementara harga minyak acuan Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) naik ke level US$ 83,88 per barel dari harga US$ 78,74 per barel pada pekan lalu.

"Harga BBM pasti akan ada penyesuaian lagi karena harga minyak sudah mulai merangkak dan ketika memasuki bulan november dan desember itu akan naik karena sudah masuk musim dingim, permintaan energi naik," ujar Mamit.

Bank investasi global, Goldman Sachs memprediksi rata-rata harga minyak mentah Brent selama tiga bulan terakhir tahun ini di level US$ 100 per barel. Untuk tahun depan, harga minyak kemungkinan US$ 108 per barel.

Kenaikan harga minyak didorong oleh kondisi pasar yang sangat ketat, nilai tukar dolar AS yang menguat. Meski demikian Goldman memprediksi permintaan melemah hingga akhir tahun yang akan menjadi penahan laju kenaikan harga minyak.

Sementara analis energi dari Energy Aspects, Amrita Sen, memprediksi harga minyak akhir tahun ini dapat menyentuh US$ 120 per barel. Kenaikan ini dipengaruhi pasar yang semakin ketat pada musim dingin. Meski demikian Sen mengatakan kenaikan harga minyak lebih dari sisi suplai, bukan permintaan.

“Pasar akan mengetat dengan sangat, sangat cepat,” kata Sen seperti dikutip Bloomberg pada Selasa (4/10). “Kami masih mempertahankan perkiraan kami di US$ 120 per barel,” tambahnya.

Harga BBM di Indonesia

Seperti diketahui, seluruh operator stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) kompak menurunkan harga BBM per 1 Oktober 2022. Hal ini sejalan dengan penurunan harga minyak dunia.

Pertamina yang menurunkan harga bahan bakar jenis Pertamax di Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa. Harga Pertamax di Jakarta dan seluruh Pulau Jawa saat ini turun menjadi Rp 13.900 dari sebelumnya Rp 14.500.

SPBU swasta BP-AKR menurunkan harga BBM jenis BP 90 dan BP 92 di area Jabodetabek. Harga jenis BP 90 yang setara Pertalite turun menjadi Rp 14.050 dari sebelumnya Rp 14.890 per liter. Sedangkan BP 92 yang setara Pertamax turun dari Rp 14.990 menjadi Rp 14.150. Harga BP 95 juga turun dari Rp 16.130 menjadi Rp 14.840.

Sedangkan Shell menurunkan harga Shell Super yang setara Pertamax dari Rp 15.420 menjadi Rp 14.150 per liter. Namun harga di Sumatera Utara masih dipatok Rp 14.460. Lalu RON 95 Shell V Power turun dari Rp 16.130 menjadi Rp 14.840. Adapun harga di Sumatera Utara masih sebesar Rp 15.160 per liter.

Begitu juga dengan harga BBM RON 98 Shell V Power Nitro juga turun dari sebelumnya Rp 16.130 menjadi Rp 15.230 per liter.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu