Indonesia memperpanjang kontrak penjualan gas bumi ke Singapura hingga 2028. SKK Migas mengungkapkan bahwa dalam kontrak ekspor terbaru ini volume gas yang akan dikirimkan 40% lebih rendah dibandingkan volume pada kontrak sebelumnya.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, menjelaskan penurunan volume ekspor gas ke Singapura dilandasi oleh meroketnya permintaan dari para pelaku industri dalam negeri, satu diantaranya datang dari sektor pabrik pupuk. Selain itu, peningkatan permintaan gas bumi juga berasal dari kawasan industri di Jawa Barat.
"Kenapa lebih sedikit? karena permintaan industri dalam negeri meningkat, pupuk juga minta tambah. Kira-kira volumenya 30% sampai 40% di bawah kontrak lama," kata Dwi saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM pada Jumat (28/10).
Kendati volume penjualan gas lebih kecil dari kontrak periode sebelumnya, Dwi menyebut harga jual gas pada kontrak terbaru lebih baik karena didorong oleh desakan kebutuhan gas global. "Harganya lebih baik karena gas ke depan akan terus dibutuhkan," ujar Dwi.
Adapun suplai gas yang dijual ke Singapura akan bersumber dari Blok Corridor Sumatera Selatan lewat jalur pipa yang saat ini dioperatori oleh PT Medco Energi Internasional. Dwi menjelaskan, kesepakatan PJBG terbaru ditarget final pada November tahun ini. "Sebentar lagi final karena kontrak akan berakhir pada 2023," tuturnya.
Eks Direktur Utama PT Pertamina ini menuturkan, prospek gas bumi Indonesia kian cerah seiring ditemukannya lapangan-lapangan baru. Lebih lanjut, industri gas bumi dinilai bakal lebih bersinar daripada industri minyak yang kian menuju masa senja.
"Produksi minyak dalam negeri saja tidak cukup untuk memenuhi konsumsi domestik. Jadi berapapun produksinya pasti akan terserap. Kalau permintaan gas di dalam negeri dan ekspor juga naik walau tidak semua bisa kami penuhi," ujar Dwi.
Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian ESDM telah memperpanjang kontrak penjualan gas bumi ke Singapura selama lima tahun hingga 2028. Komitmen tersebut dilakukan sebelum masa habis kontak pada 2023.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, mengatakan kedua negara kini tinggal merampungkan berkas administrasi. “Perpanjang lima tahun sampai 2028 kerena kita punya pasokan gas,” kata Arifin saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM pada Jumat (28/10).
Kendati demikian, Arifin mengatakan volume penjualan gas pada kontak terbaru akan lebih kecil dibandingkan sebelumnya seiring kondisi pasokan gas yang merosot, sekaligus melonjaknya permintaan di dalam negeri.
Langkah ini dilakukan untuk menjaga pasokan gas bumi untuk keperluan nasional. “Permintaan gas dalam negeri naik sementara produksi sumur mulai berkurang,” ujar Arifin.