Aliran Minyak dari Rusia ke Eropa Berhenti, Dampak Serangan Rudal?

ANTARA FOTO/REUTERS/Vladyslav Model/foc/sad.
Asap mengepul setelah serangan rudal Rusia di Ukraina berlanjut, di Lviv, Ukraina, Senin (18/4/2022).
16/11/2022, 12.08 WIB

Pasokan minyak dari Rusia ke beberapa wilayah Eropa Timur dan Tengah lewat pipa Druzhba dihentikan sementara pada Selasa (15/11) waktu setempat. Penghentian pipa minyak tersebut berbarengan dengan serangan rudal di Polandia, meski belum diketahui keterkaitannya.

Terdapat beberapa dugaan penyebab pasokan aliran minyak dari pipa Druzhba berhenti. Perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal Hungaria, MOL Group, menduga penghentiannya akibat hantaman rudal Rusia ke pembangkit listrik dekat perbatasan Belarus yang menyediakan listrik untuk stasiun pompa. Informasi tersebut didapat dari mitra perusahaan di Ukraina.

Adapun perusahaan pengangkutan dan penyimpanan minyak mentah Transpetrol Slovakia masih memberikan keterangan yang hati-hati. Mereka tidak menyebutkan serangan rudal sebagai penyebab penghentian aliran minyak.

"Alasan penangguhan pasokan belum dikonfirmasi secara resmi oleh pihak Ukraina," kata Transpetrol," dikutip dari Reuters pada Rabu (16/11).

Hingga kini, Traspetrol belum memperoleh informasi ihwal penghentikan pasokan minyak dari pipa Druzhba. Mereka berharap perusahaan bisa memperoleh lebih banyak infomrasi tentang penyebab penutupan.

Jaringan pipa Druzhba berasal dari Rusia dan terbelah di Belarusia ke Ukraina. Pipa bercabang itu memasok minyak ke beberapa negara di Eropa Timur dan Tengah seperti kilang di Hungaria, Slovakia, dan Republik Ceko.

Di sisi lain, operator saluran pipa Ceko, MERO, mengaku belum menemukan adanya gangguan dalam aliran minyak melalui jalur Druzhba. Hal yang sama juga dikatakan oleh operator pipa Polandia, PERN, yang menyebutkan pasokan minyak di pipa bagian jalur Polandia mengalir normal pada Selasa (15/11).

Otoritas Ukraina telah memberitahu hambatan pasokan minyak ke Hungaria ke perusahaan energi asal Rusia, Transeft sebagai pihak yang memonopoli jaringan pipa Rusia.

Amerika Serikat dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sedang menyelidiki ledakan yang nenewaskan dua orang di Polandia. Namun Presiden AS Joe Biden mengatakan informasi awal menunjukkan ledakan tersebut mungkin bukan disebabkan rudal yang ditembakkan Rusia.

Meski demikian NATO akan menginvestigasi masalah ini. Biden juga telah menggelar pertemuan darurat usai rudal tersebut menghantam Polandia.

"Saya tak ingin mengatakan itu sampai benar-benar menyelidikinya, tetapi kecil kemungkinannya bahwa itu ditembakkan dari Rusia," kata Biden pada Rabu (16/11) dikutip dari Reuters.

Biden telah berkumpul bersama pemimpin Jerman, Kanada, Jepang, Inggris, Italia, Prancis, Spanyol, dan Belanda dalam pertemuan tersebut. Ia mengatakan suara para pemimpin telah bulat dalam menyikapi hal ini.

"Kita akan bersama-sama menentukan langkah selanjutnya saat menyelidiki (ledakan ini)," katanya.

Kecuali Jepang, semua yang hadir dalam pertemuan tersebut merupakan anggota NATO. Adapun ledakan di Polandia dapat memicu prinsip pertahanan yang dikenal sebagai Pasal 5. Dalam pasal tersebut, serangan terhadap salah satu anggota dianggap serangan terhadap seluruh NATO.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu