Pandemi Mereda, Pertamina Targetkan Penjualan LNG Naik 52% Tahun ini
PT Pertamina (Persero) menargetkan penjualan gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) mencapai 601,12 juta british thermal unit (MMBTU) pada tahun 2023. Jumlah ini naik 52% dari realisasi 2022 sebesar 395,40 MMBTU.
Peningkatan target penjualan LNG ini dilakukan di tengah momentum peningkatan permintaan di saat meredanya Pandemi Covid-19. Direktur Utama PT Pertamina, Nicke Widyawati, mengatakan produksi LNG pertamina akan dikepalai oleh subholding gas, PT Pertamina Gas Negara (PGN).
"Karena permintaan kebutuhan LNG meningkat, kami beri target lebih tinggi untuk penjualan LGN di tahun 2023," kata Nicke saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR pada Selasa (7/2).
Nicke menambahkan, Pertamina juga menargetkan penjualan gas bumi mencapai 448 MMBTU pada tahun 2023. Target ini naik signifikan dari realiasi tahun sebelumnya sejumlah 423 MMBTU.
Kenaikan target ini dilatarbelakangi oleh proyek gas Jambaran Tiung Biru (JBT) Jawa Timur yang dijadwalkan beroperasi penuh pada Maret 2023. "Niaga gas kami targetkan ada peningkatan dari 423 MMBTU menjadi 448 MMBTU," ujar Nicke.
Sebelumnya, SKK Migas menetapkan produksi LNG dapat menyentuh kisaran 204-206 kargo pada 2023. Target ini lebih tinggi 5,1% dari torehan produksi LNG tahun lalu sejumlah 196 kargo.
Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas, Kurnia Chairi, mengatakan produksi LNG tahun ini akan datang dari dua kilang. Penambahan akan diutamakan berasal dari Kilang Bontang milik PT Pertamina yang terletak di Kalimantan Timur serta Kilang Tangguh milik BP di Teluk Bintuni, Papua Barat.
“Tahun 2023 ini sekitar ada 204 sampai 206 kargo LNG. Dari Bontang 81 kargo sedangkan dari Tangguh 124 sampai 126 kargo," kata Kurnia saat konferensi pers di Kantor SKK Migas Jakarta Rabu (18/1).
Dari besaran produksi tahun ini, Kurnia memproyeksikan jumlah LNG yang akan diekspor mencapai 140,3 kargo. Nilai ini mendekati angka ekspor pada tahun sebelumnya. Sedangkan sisa kargo diperuntukan untuk keperluan domestik.
"Besaran ekspor LNG kurang lebih sama dengan realisasi tahun 2022. Tapi dari arah kebijakan, kami utamakan domestik," ujar Kurnia lagi.