Harga Batu Bara ICE Anjlok 16,4% ke US$ 191,5/Ton, Terendah 11 Bulan

ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/nym.
Sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (29/11/2022).
Penulis: Happy Fajrian
10/2/2023, 10.01 WIB

Harga batu bara termal di ICE Newcastle, Australia, terus merosot meskipun terjadi pengetatan pasokan di dua daerah penghasil utama di Negeri Kangguru karena hujan dan masalah logistik.

Harga batu bara ICE Newcastle untuk kontrak Maret 2023 turun hingga 16,9% pada Kamis (9/2) menjadi US$ 191,5 per ton dari US$ 229 pada perdagangan sebelumnya. Ini merupakan level terendah sejak 22 Maret 2022. Sedangkan harga untuk pengiriman Februari turun US$ 13,85 atau 5,78% menjadi US$ 225,5 per ton.

Harga tersebut akan dianggap luar biasa beberapa tahun yang lalu, namun tidak untuk saat ini terutama dengan inflasi yang masih membebani para penambang. Dengan koreksi tersebut, harga batu bara ICE Newcastle telah merosot 43,6% sepanjang tahun ini.

Salah satu faktor utamanya adalah pasokan gas yang lebih tinggi dari perkiraan di Eropa setelah musim dingin yang ringan. Trading Economics mencatat data Kpler menunjukkan impor batu bara di Eropa cenderung menunjukkan penurunan 30% secara tahunan (YoY) dan 23% secara bulanan (Month on Month) pada Januari.

Ekonom Westpac mencatat laporan pagi ini juga menyebutkan Adani Group yang tengah dirundung masalah, menjual batu baranya di pasar dengan harga diskon.

“Sementara itu harga batu bara termal melanjutkan penurunannya dengan kontrak Maret Rotterdam turun mendekati 5% ke level terendahnya pada Februari tahun lalu,” kata ekonom Westpac seperti dikutip Stockhead.com.au pada Jumat (10/2).

“Kontraknya turun 37% sepanjang tahun ini. Dan Adani dikatakan menawarkan batu bara termal di pasar Asia dengan diskon untuk 'penjualan cepat'. Patokan Newcastle telah turun 43% sepanjang tahun ini,” tambah analis.

Harga batu bara termal sempat menyentuh level tertingginya sepanjang masa di US$ 450 per ton pada Oktober 2022 setelah perang Rusia-Ukraina memicu kelangkaan pasokan. Setelah itu harga cenderung berfluktuasi dan turun tajam saat memasuki tahun 2023.