Harga Minyak Indonesia Maret Turun 6% ke US$ 74,59 Imbas Krisis SVB

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa.
Pekerja Seapup 1 Pertamina Hulu Energi (PHE) Offshore North West Java (ONWJ) memeriksa instalasi saat perawatan salah satu sumur minyak dan gas di lepas pantai utara Indramayu, Laut Jawa, Jawa Barat, Minggu (2/4/2023).
4/4/2023, 10.44 WIB

Harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) pada Maret berada di level US$ 74,59 per barel. Angka ini turun sebesar US$ 4,89 per barel atau 6,2% dari harga Februari di US$ 79,48 per barel.

Penetapan itu tercantum dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 131.K/MG.03/DJM/2023 tentang Harga Minyak Mentah Indonesia Februari yang diteken pada 3 April.

Beberapa faktor yang memengaruhi penurunan harga minyak mentah utama di pasar internasional, antara lain kekhawatiran pasar atas kondisi ekonomi global khususnya di kawasan Eropa dan Amerika Serikat (AS).

Kekhawatiran tersebut disebabkan oleh penutupan Silicon Valley Bank pada 10 Maret lalu akibat buntut kegagalan sistem perbankan terbesar di AS yang disebabkan oleh penarikan dana besar-besaran oleh nasabah.

Penutupan Silicon Valley Bank juga dipicu oleh meningkatkan ketidakpastian terkait inflasi, suku bunga dan aktivitas ekonomi di masa depan yang berdampak besar pada konsumsi minyak dan investasi global.

“Selain itu, kekhawatiran para pelaku pasar seiring inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan, meningkatkan kekhawatiran akan kenaikan suku bunga, penguatan nilai tukar Dolar dan perlambatan aktifitas ekonomi, serta berujung pada turunnya permintaan minyak mentah,” dikutip dari siaran pers Kementerian ESDM pada Selasa (4/4).

Penurunan harga ICP juga terkait dengan permintaan minyak mentah dunia. Badan Energi Internasional (IEA) dalam laporan bulan Maret menyampaikan bahwa throughput kilang global mencapai titik terendah pada Februari 2023, yakni di angka 81,1 juta barel per hari karena seasonal maintenance di AS dan beberapa negara lainnya.

Faktor lainnya yakni turunnya impor feedstock kilang-kilang independen Cina sebesar 8,9% dari bulan sebelumnya menjadi 3,97 juta barel per hari, serta turunnya oil throughput kilang di Jepang, Taiwan, Singapura dan Korea Selatan.

Departemen Energi AS menyatakan waktu yang dibutuhkan untuk mengisi ulang cadangan minyak strategis AS dari dari Strategic Petroleum Reserve (SPR) dapat memakan waktu beberapa tahun. Hal ini menimbulkan kekhawatiran pasar tentang potensi oversupply, terutama terkait rencana AS untuk kembali melepas 26 juta barel minyak dari SPR.

Terkait pasokan minyak mentah dunia, IEA dalam laporan Maret 2023 menyampaikan bahwa pasokan minyak mentah dunia melonjak naik sebesar 830 ribu bopd di Februari 2023 menjadi 101,5 juta barel per hari.

Peningkatan tersebut disebabkan oleh meroketnya produksi di AS dan Kanada. Diperkirakan pertumbuhan pasokan minyak mentah negara-negara Non OPEC akan mencapai 1,6 juta barel per hari di tahun 2023.

OPEC melalui laporan Maret 2023, menyampaikan peningkatan proyeksi produksi minyak mentah Non-OPEC di tahun 2023 sebesar 200 ribu barel per hari dibandingkan proyeksi pada bulan sebelumnya, menjadi 67,20 juta barel per hari.

Berdasarkan Laporan Mingguan EIA Maret 2023, AS mencetak rekor baru untuk ekspor produk minyak. Ekspor produk minyak AS mencapai rata-rata 5,97 juta barel per hari didorong oleh peningkatan ekspor distillate sebesar 18% atau 193 ribu barel per hari.

Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh kekhawatiran pasar atas pemulihan permintaan minyak di Cina seiring langkah Pemerintah Cina menetapkan target GDP yang moderat, lebih rendah dari perkiraan para ekonom.

“Penurunan konsumsi produk gasoline hingga 7.51% dan produk gasoil hingga 0,34% di China yang mengakibatkan penurunan harga jual produk minyak bumi di China,” tulis siaran pers tersebut.

Perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama pada Maret dibandingkan bulan Februari, sebagai berikut:

  • Dated Brent turun sebesar US$3,93 per barel dari US$82,49 per barel menjadi US$78,56 per barel.
  • WTI (Nymex) turun sebesar US$3,49 per barel dari US$76,86 per barel menjadi US$73,37 per barel.
  • Brent (ICE) turun sebesar US$4,33 per barel dari US$83,54 per barel menjadi US$79,21 per barel.
  • Basket OPEC turun sebesar US$3,42 per barel dari US$81,88 per barel menjadi US$78,46 per barel.
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu