Pertamina Kebut Pembentukan Konsorsium untuk Akuisisi Blok Masela

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa.
Ilustrasi lapagan migas.
10/4/2023, 15.25 WIB

PT Pertamina masih berupaya untuk merampungkan pembentukan konsorsium bersama perusahaan migas asal Malaysia, Petronas, untuk menyelesaikan akuisisi 35% hak pastisipasi pengelolaan Proyek Abadi LNG Blok Masela yang dilepas oleh Shell.

Juru bicara Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menyampaikan bahwa Pertamina sebagai Perusahaan migas nasional terus mengkaji seluruh kesempatan yang ada, termasuk pengembangan Blok Masela untuk meningkatkan produksi dan sumber daya migas demi menjaga ketahanan energi nasional.

"Sehubungan proses yang masih berlangsung. Pembentukan konsorsium masih proses, nanti akan disampaikan," kata Djoko lewat pesan singkat pada Senin (10/4).

Djoko menambahkan, Pertamina selalu mencari peluang pada proyek pengembangan migas potensial untuk mendongkrak pasokan energi domestik. Namun, pada proyek ladang gas tersebut, Pertamina masih terus melakukan hitungan strategis.

"Karena semua masih dalam proses jadi informasinya masih terbatas, kami masih belum bisa berkomentar banyak," ujar Djoko.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Tutuka Ariadji, melaporkan bahwa PT Pertamina telah membentuk konsorsium bersama perusahaan Migas asal Malaysia, Petronas, untuk mengakuisisi 35% saham yang dilepas oleh Shell pada pengelolaan Proyek Abadi LNG Blok Masela.

Kesepakatan konsorsium dinilai menjadi cara efektif untuk menekan resiko dan pendanaan tinggi sehingga dapat mempercepat pengembangan lapangan gas yang memiliki cadangan gas sebesar 4 triliun kaki kubik (TCF) tersebut.

Tutuka menyampaikan konsorsium Pertamina dan Petronas bakal segera menyampaikan klausul perjanjian yang mengikat atau binding offer terkait pengambilalihan 35% saham hak partisipasi pengelolaan Proyek Abadi LNG Blok Masela dari Shell pada April tahun ini.

"Mereka Pertamina dan Petronas bareng-bareng untuk ambil 35% saham Shell, sekarang sudah ada kesepakatan itu," kata Tutuka saat ditemui di Gedung Nusantara I DPR pada Selasa (4/4).

Nantinya, konsorsium Pertamina dan Petronas akan berkolaborasi dengan Inpex Corporation sebagai operator sekaligus pemegang saham mayoritas Blok Masela.

Tutuka melanjutkan, Pertamina dan Petronas kini sedang dalam proses untuk menyepakati rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) bersama SKK Migas. Satu poin utama yang dibahas dalam PoD tersebut adalah implementasi teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon atau Carbon Capture and Storage (CCS).

Adanya tambahan fasilitas CCS di Proyek LNG Masela berdampak pada biaya proyek yang membengkak sebesar US$ 1,4 miliar atau Rp 21 triliun.

Meski sudah ada kesepakatan progresif soal proses alih aset Blok Masela, Tutuka enggan menyampaikan besaran nilai transaksi dari proses pengambilalihan 35% saham hak partisipasi proyek tersebut. "Nilainya ada, tapi itu rahasia perusahaan. Itu sangat sensitif," ujar Tutuka.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu