Harga Minyak Naik 2%, Produsen Kurangi Produksi 5 Juta Barel per Hari

Zukiman Mohamad/Pexels
Ilustrasi kilang minyak lepas pantai
5/7/2023, 07.18 WIB

Harga minyak naik 2% karena pasar mempertimbangkan pengurangan pasokan Agustus oleh eksportir utama Arab Saudi dan Rusia pada perdagangan Selasa (4/7) waktu setempat. Jika dijumlahkan, pemangkasan produksi minyak oleh negara-negara produsen tersebut bisa mencapai 5,36 juta barel per hari.

Minyak mentah berjangka Brent naik US$ 1,60 menjadi US$ 76,25 per barel. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate AS naik US$ 1,44 menjadi US$ 71,23.

Arab Saudi mengatakan akan memperpanjang pengurangan produksi sukarela sebesar 1 juta barel per hari (bpd) hingga Agustus. Sementara Rusia dan Aljazair secara sukarela menurunkan tingkat produksi dan ekspor Agustus masing-masing sebesar 500.000 bpd dan 20.000 bpd.

Jika diterapkan sepenuhnya, pengurangan ekspor negara produsen minyak tersebut mencapai 5,36 juta barel per hari mulai Agustus 2022. Jumlah tersebut mencapai 5% dari produksi global.

"Bahkan mungkin lebih karena beberapa negara dalam kelompok produsen OPEC+ tidak dapat memenuhi kuota produksi mereka", kata analis PVM Tamas Varga seperti dikutip dari Reuters, Rabu (5/7).

"Jelas, Saudi mengambil langkah proaktif dan pre-emptive untuk menstabilkan harga minyak mentah serta melihat kenaikan mencapai $80 per barel untuk mempertahankan anggaran domestik mereka," kata Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates yang berbasis di Houston.

Namun demikian, kenaikan harga minyak tertahan oleh penurunan aktivitas pabrik global karena permintaan yang lesu di Cina dan Eropa. Begitu juga dengan manufaktur AS yang turun lebih jauh pada bulan Juni.

Ketidakpastian yang lebih luas ini kemungkinan akan membayangi upaya OPEC+ untuk memperketat pasokan, kata beberapa analis.

Dalam laporan Commodity Markets Outlook edisi April 2023, Bank Dunia memproyeksikan rata-rata harga minyak mentah Brent berada di level USD 84 per barel pada tahun ini. Angka itu lebih rendah dibanding 2022, yang rata-rata harganya mencapai USD 99,8 per barel.

Meski ada penurunan, harga minyak mentah Brent pada 2023 diprediksi tetap lebih mahal dibanding tahun 2015-2019, yang rata-rata harganya ketika itu hanya USD 57 per barel.