Nikuba Mulai Dilirik Produsen Otomotif Dunia, BRIN Buka Suara

Instagram @nikubahidrogen
Alat Nikuba temuan Aryanto Misel yang terpasang pada motor TNI.
Editor: Lavinda
12/7/2023, 17.30 WIB

Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN mendukung inovasi pembuatan Nikuba, alat yang disebut mampu mengonversi air menjadi hidrogen dan bisa digunakan sebagai bahan bakar pengganti bensin untuk kendaraan bermotor.

Hal ini disampaikan Peneliti Sel Bahan Bakar dan Hidrogen BRIN Eniya Listiani Dewi menanggapi fenomena Nikuba diminati oleh produsen otomotif dunia. 

Sebelumnya, sejumlah pabrikan otomotif dunia dikabarkan mulai melirik alat Nikuba. Sang penemu, Aryanto Misel, pada pertengahan Juni 2023 lalu diminta untuk mempresentasikan hasil temuannya tersebut di Milan, Italia, di hadapan petinggi pabrikan otomotif negara tersebut.

BRIN menganggap pemanfaatan air menjadi pengganti BBM merupakan langkah potensial bagi pengembangan energi alternatif domestik. Eniya menjelaskan teknik pemanfaatan air menjadi pengganti BBM dapat dilakukan melalu teknik pemisahan antara hidrogen dan oksigen yang terkandung di dalam air melalui proses elektrolisis.

"Nikuba itu intinya proses elektrolisa, itu memang bisa. Dari proses itu, air dapat dipecah menjadi hidrogen murni atau hidrogen yang masih ada oksigennya," kata Eniya di Indonesia Convention Exhibition BSD, Tangerang pada Rabu (12/7).

Kendati demikian, Eniya mengaku pihak BRIN belum pernah melihat produk maupun cara kerja Nikuba secara langsung. Alumnus Fakultas Aplikasi Kimiawi, Polimer, Katalis dan Sel Bahan Bakar Universitas Waseda, Jepang itu mengatakan BRIN telah menerjunkan utusan untuk menemui kreator Nikuba, Aryanto Misel.

"Karena secara teori memungkinkan tapi kami belum lihat barangnya, malah kami ingin kenal dengan Nikuba. Kami apresiasi kepada teman-teman yang menghadirkan inovasi. Itu luar biasa," ujar Eniya.

Lebih lanjut, Eniya mengatakan BRIN juga sedang mengembangkan mobil bertenaga hidrogen, merujuk teknologi mesin Toyota Mirai. Dia menyebut proyek pengembangan mobil itu menggunakan hidrogen yang tidak dibakar, melainkan hidrogen yang diubah menjadi energi listrik untuk menggerakkan roda kendaraan. Eniya menyebut teknik itu dengan sebutan konversi elektrokimia.

Konversi elektrokima berbeda dengan cara kerja pemanfaatan hidrogen pada Nikuba. Cara kerja Nikuba berawal pemisahan hidrogen dan oksigen yang terkandung di dalam air akan menciptakan reaksi anoda dan katoda.

Dari hasil pemisahan yang terjadi di alat Nikuba, hidrogen kemudian dialirkan ke intake motor. Intake merupakan bagian dari mesin yang berbentuk pipa tabung yang terletak di bagian atas mesin. Fungsi intake adalah untuk mengantarkan campuran udara dan bahan bakar ke silinder mesin agar digunakan untuk proses pembakaran.

Singkatnya, hidrogen lari ke selang yang tertuju ke ruang bakar. Selanjutnya, kandungan oksigen bakal terelekrolisis kembali di Nikuba. Proses tersebut berjalan berputar dan terus mengulang.

"Hidrogen murni itu bisa dibakar. Jadi, itu sudah sangat memungkinkan. Nah, saat ini yang kami ingin lihat adalah performa kendaraan yang memasang Nikuba," kata Eniya.

Sebelumnya, sejumlah pabrikan otomotif dunia dikabarkan mulai melirik alat Nikuba. Sang penemu, Aryanto Misel, pada pertengahan Juni 2023 lalu diminta untuk mempresentasikan hasil temuannya tersebut di Milan, Italia, di hadapan petinggi pabrikan otomotif negara tersebut.

Aryanto Misel mengklaim Nikuba mampu menggantikan 100% suplai bensin di kendaraan motor roda dua dengan air. Dalam sejumlah uji coba Nikuba yang ia jalani, 1 liter air yang sudah dikonversi menjadi hidrogen diklaim mampu membuat kendaraan roda dua menempuh perjalanan dari Cirebon ke Semarang, pulang-pergi.

"Sebanyak 1 liter air, kurang lebih bisa 450 kilometer. Kodam III Siliwangi juga melakukan test drive dari Bandung ke Garut. Pulang-pergi," kata Aryanto kepada Katadata.co.id, Rabu (25/5).

Saat ini, Nikuba telah dipasang di 10 unit motor Trail Aviar 200 CC milik TNI dari Kodam III Siliwangi. Adapun Nikuba belum dipasarkan secara bebas. Perusahaan rintisan PT Nikuba Hidrogen Nusantara sedang menjalani proses daftar paten yang menyangkut hal teknologi.

Selain motor trail, Nikuba juga pernah dipasang di sebuah motor matic saat melakukan proses uji coba yang dilakukan pada bulan lalu. "Di motor matic itu nanti bisa dimasukkan di dalam boxnya, di bawah tempat helm. Sebetulnya masalah naruh itu selera, estetika itu. Komponen motor tidak ada yang diubah," ujar Aryanto.

Sementara itu, Chief Executive Officer (CEO) Nikuba Hidrogen Nusantara, Narliswandi Piliang alias Iwan mengatakan bahwa alat pengonversi air menjadi hidrogen sebagai bahan bakar kendaraan bermotor ini sudah siap untuk diproduksi secara massal.

“Harga pokok penjualan Rp 2,9 juta jika produksi 10 ribu unit dan harga jualnya Rp 6 juta atau juga kelak bisa ditekan. Saat ini belum dijual massal, sementara dipasang di motor Kodam III 10 unit, tokcer hingga kini,” kata Iwan lewat pesan singkat pada Selasa (4/7).

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu