Krakatau Daya Listrik Kembangkan Bisnis Pembangkit Panel Surya

Krakatau Daya Listrik
Anak usaha Chandra Asri Group, Krakatau Daya Listrik, berhasil mengurangi emisi karbon sebesar 561 ton co2 per tahun melalui inisiasi panel surya.
Penulis: Dini Hariyanti - Tim Publikasi Katadata
17/9/2023, 19.43 WIB

PT Krakatau Daya Listrik (KDL) berhasil mengembangkan usaha pembangunan pembangkit panel surya dengan empat mekanisme yang berbeda. Anak usaha Chandra Asri Group ini memasang panel surya di berbagai proyek, termasuk industri dan ritel.

Total kapasitas listrik energi baru terbarukan mencapai 958 kWp. Ditargetkan proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang akan dikerjakan mencapai 3 MWp pada 2023.

Keberhasilan pembangunan panel surya ini menghemat pemakaian listrik hingga 40 persen per tahun. Sementara itu, emisi karbom yang berkurang mencapai 561 ton CO2 per tahun.

Inovasi ini merupakan salah satu upaya KDL untuk memberikan kontribusi terhadap upaya pemerintah dalam mencapai target energi baru terbarukan. Hal ini sesuai dengan Peraturan Presiden (PERPRES) Nomor 112 Tahun 2022.

Direktur Utama Krakatau Daya Listrik Nandang Hariana menjelaskan, berkat pengembangan empat mekanisme panel surya yang diterapkan perusahaan, KDL tercatat berhasil menyediakan solusi energi listrik baru dan terbarukan untuk  industri maupun ritel.

“KDL memiliki empat mekanisme dalam pemasangan solar panel,” tuturnya dikutip dari siaran pers, Minggu (17/9).

Mekanisme tersebut, yaitu solar on grid system yang mengintegrasikan panel surya dengan jaringan listrik. Cara ini memungkinkan energi yang dihasilkan langsung disalurkan melalui jaringan listrik tanpa memerlukan baterai sebagai penyimpanan cadangan.

Solar off grid system beroperasi secara mandiri tanpa koneksi ke jaringan listrik. Mekanisme ini memerlukan penyimpanan energi dalam baterai untuk penggunaan berdasarkan kapasitas baterai.

On grid with battery back-up system, yang mana panel surya mengalirkan energi ke jaringan listrik. Setelah itu, panel surya akan menyimpan kelebihan energi dalam baterai sebagai cadangan saat matahari tidak bersinar.

Solar hybrid system menggabungkan berbagai sumber energi untuk memenuhi kebutuhan listrik bangunan dan memungkinkan integrasi antara sistem yang berbeda.

“Dengan berbagai pilihan ini, KDL dapat memberikan solusi pemasangan panel surya yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan,” ujar Nandang.

Proyek unggulan kdl mencakup instalasi rooftop photovoltaic (PV) yang juga dapat digunakan di perumahan serta sistem ground-mounted pv maupun floating. Penamaan panel surya ini mengacu kepada lokasi pemasangannya, yakni panel surya pada rooftop (atap), ground (tanah), dan float (mengambang).

Di internal, KDL berhasil memasang panel surya di beberapa lokasi penting, seperti gedung Main Transfer Station 150 kV, area parkir, serta area workshop TMS, dengan total kapasitas mencapai lebih dari 400 kWp. Sementara secara eksternal, perusahaan berkontribusi melalui PV di Gedung Teknologi PT Krakatau Steel dan Gudang Coil PT Krakatau Pipe Industries.

Selain itu, KDL juga berencana memulai proyek floating PV di Waduk Krenceng PT Krakatau Tirta Industri. Ini akan dimulai konstruksi pembangunan tahap pertama pada 2024 dengan kapasitas 9,6 MWp, berlanjut hingga total mencapai 32 MWp.

Semua inisiatif tersebut mencerminkan komitmen KDL untuk berkontribusi terhadap pengembangan sumber energi baru terbarukan yang berkelanjutan dan berperan dalam mengurangi dampak lingkungan.

Menurut Nandang, sumber energi terbarukan kelak akan menjadi pilihan utama untuk industri pembangkit karena sifatnya yang berkelanjutan. Pasalnya, energi terbarukan mengandalkan sumber daya alam yang tidak terbatas, seperti sinar matahari untuk PLTS.

“Hal ini menunjukkan, energi terbarukan memiliki keunggulan jangka panjang dalam menjaga ketersediaan sumber energi yang berkelanjutan,” ucap Nandang.

Chandra Asri mengakuisisi KDL pada awal 2023 sebesar 70 persen. Hal ini, menegaskan komitmen perusahaan untuk unggul dalam bisnis dengan melebarkan jenis usaha pada sektor infrastruktur.