Harga Minyak Dekati 95 Dolar AS per Barel, Pasokan Diprediksi Defisit
Harga minyak dunia naik dan sempat mendekati US$ 95 per barel pada perdagangan Senin (19/9). Kenaikan harga minyak didorong oleh ekspektasi defisit pasokan yang berasal dari pengurangan produksi berkepanjangan.
Harga minyak mentah berjangka Brent ditutup 50 sen lebih tinggi menjadi US$ 94,43 per barel, dan sempat mencapai US$ 94,45. Sementara harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik 71 sen menjadi US$ 91,48.
Arab Saudi dan Rusia bulan ini memperpanjang pengurangan pasokan gabungan sebesar 1,3 juta barel per hari (bpd) hingga akhir tahun.
Sementara itu Badan Informasi Energi AS memperkirakan produksi minyak AS dari wilayah penghasil terbesar juga diperkirakan turun pada Oktober 2023. Ini merupakan penurunanan selama tiga bulan berturut-turut dan level terendah sejak Mei 2023.
Menteri Energi Arab Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Salman, membela pemotongan pasokan pasar minyak oleh OPEC+. Dia mengatakan, pasar energi internasional memerlukan regulasi yang lebih ringan untuk membatasi volatilitas, sekaligus memperingatkan ketidakpastian mengenai permintaan Tiongkok, pertumbuhan Eropa, dan tindakan bank sentral untuk mengatasi inflasi.
Brent dan WTI telah naik selama tiga minggu berturut-turut dan menyentuh level tertinggi sejak November. Ini berada di jalur kenaikan kuartalan terbesar sejak invasi Rusia ke Ukraina pada kuartal pertama tahun 2022.
"Pasar juga melihat beberapa aksi ambil untung," kata Dennis Kissler, wakil presiden senior perdagangan di BOK Financial, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (19/9).