Korsel Perluas Uji Coba Radiasi Air Laut Imbas Limbah Nuklir Fukushima

123rf.com/Vaclav Volrab
Ilustrasi pembangkit listrik tenaga nuklir, PLTN
Penulis: Lavinda
19/9/2023, 13.32 WIB

Korea Selatan akan memperkuat uji coba darurat radiasi air laut akibat limbah dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir atau PLTN Fukushima, Jepang. Caranya, dengan menambahkan lebih banyak titik uji coba di daerah pesisir.

Menteri Kelautan Korea Selatan Cho Seung-hwan mengatakan upaya itu dilakukan untuk meredakan kekhawatiran masyarakat terkait pelepasan air terkontaminasi radioaktif ke laut oleh Jepang.

Pada Juli 2023, Korea Selatan memulai uji coba darurat radiasi pada sampel dari total 75 lokasi pesisir di timur, barat dan selatan Korea Selatan, serta perairan di lepas pantai pulau selatan Jeju. Uji coba dilakukan sekitar sebulan sebelum pelepasan air radioaktif dari PLTN Fukushima yang lumpuh akibat gempa besar dan tsunami pada 2011 lalu.

"Kami memilih tempat-tempat tersebut karena di sana diperkirakan akan menjadi tempat pertama mengalirnya air yang dilepaskan mengingat arus air laut," kata Cho Seung-hwan selama kunjungannya ke tempat uji coba di lepas pantai selatan Kota Pelabuhan Busan, seperti dikutip Antara, Selasa (19/9).

"Kami akan menambah lebih banyak lokasi, khususnya di Laut Timur, untuk lebih menjamin keamanan," kata dia.

Selain 75 titik di wilayah perairan, Korea Selatan juga melakukan uji coba radiasi di 33 titik dari wilayah yang lebih jauh. Pemerintah juga berencana menambah jumlah titik pengujian menjadi hampir 250 lokasi tahun depan.

"Kami akan mempertahankan sistem pengujian darurat sampai masyarakat tidak lagi khawatir tentang masalah ini dan mengatakan tidak perlu ada tes lagi," kata Cho.

Sejauh ini, semua sampel telah memenuhi standar keselamatan, dan tidak ada radiasi yang terdeteksi pada makanan laut dalam negeri atau produk laut impor.

Pemerintah mengerahkan pejabat dan ahli dari berbagai lembaga, termasuk Korea Polar Research Institute, untuk melakukan uji coba secara ekstensif. Menurut pejabat Kementerian Kelautan Korea Selatan, hanya perlu beberapa hari untuk mendapatkan hasil analisisnya.

Pemerintah Negeri Gingseng ini juga melakukan inspeksi secara intensif selama 100 hari. Inspeksi dilakukan terhadap penandaan negara asal produk makanan laut impor untuk meredakan kekhawatiran atas keselamatan masyarakat.

Berdasarkan data Pemerintah Korea Selatan pada Agustus 2023, impor Korea Selatan terhadap makanan laut Jepang turun 34,8% dari tahun sebelumnya, menjadi US$ 7,81 juta atau sekitar Rp 120 miliar), angka bulanan terkecil dalam dua tahun.

Pemerintah Korea Selatan melarang semua impor makanan laut dari delapan prefektur Jepang di dekat Fukushima pada 2013, dan berjanji untuk tetap memberlakukan pembatasan impor.

Reporter: Antara