Kementerian ESDM menyampaikan perkembangan positif dari proyek pabrik pemurnian dan pengolahan mineral atau smelter. Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan terdapat progress lima pabrik pemurnian atau smelter yang sudah mencapai 100%.
"Hingga triwulan ke III, untuk progres smelter saat ini yang sudah mencapai 100% ada 5 smelter, yaitu PT Weda Bay Nikel, PT Aneka Tambang Kolaka, PT Wanatiara Persada, PT Fajar Bhakti Lintas Nusantara dan PT Vale Indonesia,” kata Arifin dikutip dari laman resmi Kementerian ESDM pada Selasa (31/10).
Perkembangan positif ini disampaikan dalam Rapat Koordinasi Tingkat Menteri dalam rangka Monitoring dan Evaluasi Progres dan Capaian serta Kendala dalam pelaksanaan 6 Kelompok Pembangunan Triwulan III Tahun 2023.
Tidak hanya soal smelter yang sudah mencapai 100%, dalam rapat koordinasi tersebut juga dia turut melaporkan progress pembangunan dari sembilan smelter yang mencapai 50-99%. Sementara dua smelter lainnya memiliki progress di bawah 50%. Proyek smelter masuk dalam Proyek Strategis Nasional di lingkup Kementerian ESDM.
Tak hanya smelter, dalam rapat tersebut Arifin juga menyampaikan perkembangan hal lain. Mulai dari pembangunan sistem ketenagalistrikan di wilayah Sumatera, Jawa-Madura-Bali, Kalimantan dan Sulawesi, capaian program konversi motor BBM ke listrik, hingga progres proyek pipa gas Cirebon Semarang (Cisem) dan Dumai-Sei Mangkei.
Terkait pipa gas Cisem, proyek ini akan memasuki pembangunan tahap II pada 2024. “Saat ini (ruas) Semarang-Batang telah selesai, dan sedang disiapkan proyek pipa gas Batang-Cirebon-Kandanghaur sepanjang 240 kilometer (km),” kata Arifin.
Pembangunan pipa gas Cisem ini masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan PSN.
Pada tahun ini telah berhasil diselesaikan pembangunan proyek pipa gas Cisem tahap I yakni ruas Semarang-Batang sepanjang 60 km. Pembangunan tahap I menelan biaya Rp 1,13 triliun.
Sedangkan pembangunan tahap II direncanakan akan menghabiskan biaya Rp3,34 triliun, yang dimasukkan ke dalam APBN dengan skema multi years contract. Sehingga total biaya proyek pipa gas Cisem sebesar Rp 4,47 triliun.
Tak hanya Cisem, pemerintah juga tengah bersiap untuk memulai pembangunan proyek pipa gas Dumai-Sei Mangkei di Sumatra bagian utara. Pembangunan pipa gas sepanjang 400 km ini dimaksudkan untuk meningkatkan pemanfaatan gas domestik.
Total anggaran yang akan dipakai untuk pembuatan pipa gas Dumai-Sei Mangkei sebesar Rp 6,6 triliun, dan akan menyalurkan potensi gas bumi dari Wilayah Kerja (WK) Agung dan Andaman di Aceh untuk dimanfaatkan di Jawa dan Sumatera.
Selain itu proyek ini juga bisa mentransfer kelebihan gas di Jawa Timur ke Jawa Barat dan Pulau Sumatra ataupun sebaliknya. “Selama ini, Sumatera bagian utara itu kebutuhan gasnya disuplai dari pengapalan 16 kargo LNG dari Papua dan Kaltim,” ucap Arifin.