Revisi rencana pengembangan atau plan of development (PoD) proyek gas alam cair (LNG) Abadi Blok Abadi Masela akan segera rampung.
“Sedang dalam proses, Insya Allah tidak akan lama lagi,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto saat dihubungi Katadata.co.id pada Jumat (3/11). Target onstream atau operasional Blok Abadi Masela pada akhir 2029.
Sebelumnya Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebut revisi PoD ini bakal rampung pada akhir Oktober ini. Namun, target ini batal tercapai.
Pemerintah terus mendorong penyelesaian yanc cepat . “Kami ingin cepat-cepat supaya segera produksi,” ujarnya.
Dalam revisi tersebut akan ada alokasi pembeli gas yang berasal domestik. “Supaya ketahanan energi dalam transisi tercapai,” kata Arifin
Revisi PoD Blok Abadi Masela nantinya akan mengubah ketentuan yang disepakati antara pemerintah dengan Inpex dan Shell sebagai kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) pada 2019.
Arifin mengatakan, poin utama dalam revisi PoD itu mencakup pengadaan teknologi carbon capture storage alias CCS pada pengembangan LNG Blok Masela.
Kementerian ESDM pernah menaksir adanya tambahan fasilitas CCS di Proyek LNG Masela berdampak pada biaya proyek yang membengkak sebesar US$ 1,4 miliar atau Rp 21 triliun.
Arifin berpendapat dengan penambahan biaya proyek LNG Masela masih berada di skala ekonomis. Pernyataan itu merujuk pada cadangan gasnya yang mencapai 4 triliun kaki kubik (TCF).
Ladang gas yang terletak di Kepulauan Tanimbar, Maluku itu mengandung sumber daya gas hingga 27,9 juta kaki kubik (TCF). Estimasi produksinya sekitar 9,5 juta ton LNG per tahun dan 35 ribu barel kondensat per hari.