Pengiriman Naik 11%, RI Jadi Eksportir Batu Bara Terbesar di Dunia

ANTARA FOTO/Makna Zaezar/wsj.
Kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Barito, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Sabtu (13/6/2020).
Penulis: Mela Syaharani
13/11/2023, 11.05 WIB

Ekspor batu bara termal Indonesia dilaporkan menembus angka 413 juta metrik ton sepanjang 10 bulan pertama 2023. Mengutip data Kpler, pengiriman batu bara Indonesia pada periode tersebut naik 11,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Jumlah ini setara dengan dua kali lipat dari tingkat pertumbuhan total ekspor batu bara global ditengah usaha transisi energi yang dialihkan dari bahan bakar fosil. Capaian ini merupakan rekor baru yang mengukuhkan status Indonesia sebagai pengekspor terbesar batu bara di dunia.

Ini merupakan kali pertama bagi Indonesia berhasil menyumbang lebih dari 50% ekspor batu bara termal global selama periode Januari hingga Oktober. Kpler mengindikasikan data ini sebagai wujud keberhasilan Indonesia merebut pangsa pasar dari para eksportir saingannya

Selain Indonesia, data Kpler menunjukkan pengiriman batu bara dari negara eksportir lainnya mengalami penurunan. Australia dengan pangsa 19,4% selama 10 bulan pertama 2023, ekspor batu bara turun 20%. Kemudian Rusia dengan pangsa 11%, ekspornya turun 12,3% dibandingkan tahun sebelumnya.

Faktor Harga

Mengutip Reuters kunci pertumbuhan pangsa pasar Indonesia adalah harga batu bara Indonesia yang relatif rendah dibandingkan dengan harga batu bara pesaingnya, seperti Australia.

Menurut data LSEG, harga batu bara termal Indonesia yang menjadi patokan - dengan nilai kalori 4.200 kilokalori per kilogram (kkal/g) - rata-rata sekitar US$ 65 per ton pada 2023. Harga tersebut terpaut jauh dibandingkan harga batu bara dengan kalori 6,200 kkal/kg dipatok US$ 184 per ton yang dikirim dari Newcastle, Australia.

Tak hanya dengan Australia, harga para eksportir batu bara lainnya seperti Kolombia, Afrika Selatan, Mozambik, dan Rusia tercatat berada di kisaran tengah-tengah antara harga Indonesia dan Australia.

Hal ini menguntungkan bagi Indonesia dimana memiliki keunggulan harga yang berkelanjutan dibandingkan dengan negara-negara lain karena kualitas batu bara Indonesia yang lebih rendah dibandingkan dengan kualitas lainnya.

Selain harga, biaya pengiriman Indonesia yang lebih rendah dari Australia juga menjadi faktor lain yang menguntungkan.

Menurut data Shanghai Shipping Exchange, harga pengiriman satu ton batu bara dari Indonesia ke Cina saat ini sekitar US$ 8-10. Jumlah ini lebih murah dibandingkan dengan harga pelayaran Australia-Cina yang mencapai US$ 14-15 per ton.

Tak hanya itu, dari segi waktu juga Indonesia memiliki keunggulan. Sebab waktu perjalanan dari Indonesia ke pusat-pusat impor batu bara utama di Cina dan India juga kurang lebih setengah dari waktu perjalanan dari Australia.

Kondisi ini memberikan keuntungan bagi para eksportir Indonesia untuk mendapatkan kesepakatan spot untuk kargo-kargo yang penting. Alhasil, Indonesia dinilai akan menjadi pilihan utama untuk ekspor batu bara di sisa tahun ini ketika konsumsi batu bara cenderung mencapai puncaknya di belahan bumi utara.

Pasar Utama Batu Bara Indonesia

Berdasarkan laporan Kpler, Cina dan Hong Kong menjadi dua negara tujuan utama ekspor batu bara Indonesia. Sepanjang Januari-Oktober, kedua negara telah mengekspor 183 juta ton batu bara dari Indonesia.

Angka ini mewakili 44% dari total ekspor Indonesia pada periode tersebut. Jumlah ekspor ini tercatat naik 33% dibandingkan 2022.

India juga masuk dalam daftar negara pembeli batu bara tersebar dari Indonesia. Pangsa ekspor batu bara ke India mencapai 20% dari total 82 juta ton. Selain itu ada Filipina dengan pangsa 7,2% atau 30 juta ton.

Selain nama-nama di atas, diperkirakan akan terjadi peningkatan ekspor bagi negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan. Hal ini akibat kegiatan penimbunan persediaan batu bara menjelang musim dingin.

Reporter: Mela Syaharani