BPS mencatat ekspor batu bara Indonesia turun hingga 38% pada periode Januari-Oktober 2023 dibandingkan periode yang sama 2022. Turunnya kinerja ekspor dipengaruhi harga yang merosot.
Menurut data logistik perkapalan, Kpler, ekspor batu bara Indonesia meningkat 11,5% sepanjang periode Januari-Oktober 2023 dibandingkan periode yang sama 2022.
Eropa mengekspor kembali batu bara, yang sebelumnya diimpor untuk mengantisipasi lonjakan konsumsi energi di musim dingin, ke Asia. Langkah ini menjadi salah satu faktor penekan harga batu bara.
Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) melaporkan adanya kenaikan ekspor batu bara dari negara-negara Asia Selatan dan Tenggara imbas fenomena gelombang panas.
Harga batu bara terus merosot sepanjang tahun ini dari kisaran US$ 300 per ton menjadi di bawah US$ 200 per ton. Merosotnya harga terjadi ditengah tingginya impor batu bara oleh Cina.
BPS mencatat nilai ekspor batu bara sepanjang kuartal I 2023 mencapai US$ 10,1 miliar atau sekira Rp 150 triliun. Angka ini naik 197% dari nilai ekspor batu bara pada Januari lalu.
Pemerintah telah menunjuk tiga bank pelat merah, yakni BRI, BNI, dan Bank Mandiri sebagai instansi yang mengelola pungutan ekspor batu bara melalui mekanisme MIP PNBP.