Raksasa migas dunia, ExxonMobil Corporation, berencana menanam investasi hingga US$ 15 miliar di Indonesia. Rencana itu disampaikan Chairman ExxonMobil Co. Darren Woods saat bertemu Presiden Jokowi di Amerika Serikat.
Jokowi dalam pertemuan yang digelar di San Fransisco pada Rabu (15/11) waktu setempat, mengapresiasi ExxonMobil atas rencana investasi untuk pembangunan kilang petrokimia hijau dan teknologi penyimpanan dan penangkapan karbon (Carbon Capture Storage/CSS).
Di tempat terpisah, Presiden ExxonMobil Indonesia, Carole Gall, mengatakan kerja sama ini menunjukkan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan perusahaan untuk mendorong peralihan ke masa depan dengan emisi yang lebih rendah.
"Peluang berskala besar ini secara substansial dapat meningkatkan pertumbuhan industri dan dekarbonisasi di Indonesia, serta kawasan Asia Pasifik,” kata Carole Gall dikutip pada Kamis (16/11).
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut jika kerja sama mengenai kilang petrokimia hijau ini dapat terlaksana, maka kilang ini menjadi salah satu yang tercanggih. Dia juga menyampaikan perkiraan nilai investasi yang terkandung dalam rencana kerja sama ini.
“Kalau proyek ini dapat dilakukan maka nilai investasinya akan mencapai US$ 15 miliar,” kata Retno dalam keterangan resminya dikutip dari Sekretariat Presiden pada Kamis (16/11).
Mengenai CCS, Retno mengatakan fasilitas yang dibangun antara Indonesia dan ExxonMobil ini menjadi salah satu yang terbesar di Asia Tenggara.
Presiden Jokowi menyampaikan bahwa fasilitas CSS dari Exxon akan menjadi terbesar di Asia Tenggara dan kompleks petrokimia menjadi salah satu yang tercanggih di dunia.
“Saya senang mendengar bahwa fasilitas CCS akan jadi terbesar di Asia Tenggara dan kompleks petrokimia Exxon akan jadi salah 1 yang tercanggih di dunia,” kata dia.
Selain pembahasan kilang petrokimia dan CCS, Joko Widodo juga mengundang ExxonMobil untuk berinvestasi pada bidang lainnya. Salah satunya dalam pembangunan infrastruktur hijau, termasuk di IKN Nusantara.