PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) mengatakan keputusan akhir investasi atau final investment decision (FID) proyek Grass Root Refinery (GRR) atau Kilang Tuban pada Maret 2024.
Direktur Utama PT KPI Taufik Aditiyawarman menyampaikan bahwa saat ini sedang menyiapkan tender delapan paket engineering, procurement, and construction (EPC) utama berkaitan dengan konsep EPC-Financing.
Selain penyiapan tender, dia juga menyebut pihaknya juga tengah mengerjakan persetujuan financial advisor oleh pemegang saham, termasuk dengan Rosneft. “Insya Allah di Maret 2024 FID bisa kita dapatkan,” kata Taufik dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR RI pada Selasa (21/11).
Taufik berharap adanya beberapa dukungan untuk proyek GRR ini yang pertama mengenai infrastruktur. Taufik menyebut perlunya akses lahan kilang melalui pembangunan ruas jalan tol Tuban serta rel kereta api dari Babat-Tuban.
“Kemudian pelebaran jalan dan penguatan jembatan existing di ruas Gresik untuk menunjang kegiatan pada saat konstruksi nantinya,” ujarnya.
Selain infrastruktur, Taufik juga mengusulkan adanya pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tuban agar mendukung keekonomian proyek GRR ini. Mengenai KEK, Taufik mengatakan pihaknya masih dalam tahap persiapan proposal pengusulan ini. “Target approval KEK pada kuartal pertama 2024,” ungkapnya.
Sebagai informasi, KPI memproyeksikan proyek kilang GRR Tuban dapat berjalan pada 2028 atau mundur dua tahun dari target awal pada 2026. “Financial modeling untuk kilang ini supaya bankable dan marketable. Untuk konstruksi, selesai paling tidak di 2028,” kata Taufik di Grha Pertamina Jakarta beberapa waktu lalu, Selasa (6/6).
Kilang Tuban merupakan proyek kerja sama antara PT Pertamina dengan perusahaan Rusia, Rosneft. Pertamina dan Rosneft bahkan telah menandatangani kontrak desain Kilang Tuban dengan kontraktor terpilih pada Oktober 2019.
Kilang dengan nilai Investasi proyek mencapai US$ 3,8 miliar atau sekitar Rp 54,2 triliun itu dibangun dengan kapasitas pengolahan 300 ribu barel per hari yang diperkiraan dapat menghasilkan 30 juta liter BBM per hari untuk jenis gasoline dan diesel.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji, mengatakan bahwa kendala utama pembangunan kilang adalah nilai investasi yang besar. Tanpa melibatkan investor, muskil rasanya menjalankan ekspansi kilang maupun membuat kilang baru.
“Kilang Tuban itu waktu bangunnya lama, perlu investor yang kuat karena juga perlu infrastruktur yang berhubungan dengan kementerian lain,” kata Tutuka dalam Konferensi Pers Capaian Kinerja Sektor Migas 2022 dan Rencana Kerja 2023 pada Senin (30/1).
Pengembangan kilang minyak merupakan PSN yang tercantum di dalam Peraturan Presiden RI Nomor 56 Tahun 2018 tentang Percepatan Proyek Strategis Nasional.