Kuota BBM Subsidi 2024: Pertalite Turun, Solar Naik

ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/wsj.
Ilustrasi. Pemerintah menetapkan kuota BBM subsidi jenis Pertalite turun menjadi 31,7 KL pada tahun ini.
Penulis: Mela Syaharani
Editor: Agustiyanti
2/1/2024, 16.04 WIB

Pemerintah telah menetapkan alokasi kuota BBM bersubsidi pada 2024, Kuota Pertalite turun dari 32,56 juta kilo liter (KL) pada 2023 menjadi 31,7 KL, sedangkan kuota Solar naik dari 17 juta KL menjadi 19 juta KL. 

“Kuota subsidi BBM Pertalite 31,7 juta KL,” kata Anggota Komite BPH Migas Saleh Abdurrahman saat dihubungi Katadata.co.id pada Selasa (2/1).

Di sisi lain,  Kepala BPH Migas Erika Retnowati menjelaskan, kuota solar naik sebanyak 2 juta KL atau 11% dibandingkan tahun. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kebutuhan solar yang meningkat karena ada momentum pemilu. 

“Namun, kami memantau agar pertumbuhan konsumsi solar jelang pemilu tidak terlalu tinggi, kami prediksi tidak terlalu melonjak dengan pengendalian di lapangan,” kata Erika dalam konferensi pers di Bogor pada Sabtu (30/12).

Badan Anggaran DPR RI dan pemerintah sebelumnya menyepakati alokasi subsidi energi tahun 2024 sebesar Rp 189,1 triliun, membengkak  dari usulan awal dalam RAPBN 2024 sebesar Rp 185,8 triliun. Alokasi tersebut terdiri dari subsidi BBM tertentu dan LPG 3 kg sebesar Rp 113 triliun dan subsidi listrik Rp 75,8 triliun. 

Realisasi 2023

BPH Migas menyebut, berakhirnya pandemi Covid-19 telah mendorong peningkatan kegiatan masyarakat yang menunjukkan adanya peningkatan jumlah konsumsi JBT maupun JBKP pada 2023.

Peningkatan kegiatan masyarakat mengakibatkan realisasi BBM solar dan pertalite diperkirakan melebihi dari kuota yang telah ditetapkan pemerintah.

Menurut catatan BPH Migas per 28 Desember 2023, pemerintah telah menyalurkan sebanyak 17,46 juta KL solar atau 102,69% dari kota. Kemudian 29,77 juta pertalite atau 91,43% dari kuota, serta 0,489 juta KL minyak tanah atau 97,89% dari alokasi.

Terkait peningkatan ini, BPH Migas memproyeksikan realisasi kuota solar hingga akhir tahun 2023 akan melebihi 3-4% dari target.

Reporter: Mela Syaharani