Realisasi kewajiban pemenuhan batu bara dalam negeri alias DMO pada 2023 melebihi dari target Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut angkanya mencapai 213 juta ton atau lebih 20,3% dibandingkan angka yang dipatok tahun lalu.
"Hal ini terjadi karena ada tambahan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) baru dari proyek 35 gigawatt (GW) yang masih berlangsung untuk diselesaikan," kata Arifin dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (15/1).
Meski melewati target, namun jumlah pemenuhan DMO pada 2023 lebih rendah 1,3% dibandingkan realisasi 2022 yang mencapai 216 juta ton. Secara keseluruhan, total produksi batu bara pada 2023 mencapai 775 juta ton. Jumlah ini melampaui target dan juga meningkat 12,8% dibandingkan 2022 sebanyak 687 juta ton.
Untuk realisasi ekspor batu bara mencapai 518 juta ton, sesuai dengan target yang ditetapkan pada 2023. “Ekspor juga meningkat disebabkan oleh demand naik dan pasokan energi alternatif lainnya agak terganggu pasokannya,” ujar Arifin.
Pada tahun ini, Kementerian ESDM mematok produksi batu bara mencapai 710 juta ton atau meningkat 15 juta ton dibandingkan 2023. Alokasi DMO mencapai 181,28 juta ton.
Berdasarkan paparan Kementerian ESDM, dalam delapan tahun terakhir tren produksi batu bara cenderung fluktuatif. Terutama pada saat 2020 atau pandemi Covid-19 berlangsung, produksi batu bara turun ke angka 564 juta ton. Namun pasca-2020, produksi batu bara konsisten mengalami kenaikan hingga 2023 kemarin.