Pemulihan Ekonomi Cina Mengecewakan, Harga Minyak Turun hingga 1,7%

ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar
Petugas beraktifitas di sekitar Rig (alat pengebor) elektrik D-1500E di Daerah operasi pengeboran sumur JST-A2 Pertamina EP Asset 3, Desa kalentambo, Pusakanagara, Subang, Jawa Barat, Selasa (4/2/2020).
Penulis: Happy Fajrian
17/1/2024, 17.35 WIB

Harga minyak turun hingga 1,7% pada Rabu (17/1) dipengaruhi oleh pemulihan ekonomi Cina yang mengecewakan dengan pertumbuhan ekonomi yang meleset dari ekspektasi. Hal ini meningkatkan kekhawatiran mengenai permintaan di masa depan di negara pengimpor utama minyak dunia itu.

Minyak Brent turun US$ 1,19 atau 1,5% menjadi US$ 77,10 per barel, sedangkan minyak West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat (AS) turun US$ 1,21 atau 1,7% menjadi US$ 71,19 per barel.

Konflik laut dan udara yang sedang berlangsung di Laut Merah dinilai belum cukup untuk mendorong harga minyak, meskipun ada kekhawatiran yang meningkat mengenai kapal tanker yang harus berhenti sejenak atau mengubah rute sehingga meningkatkan biaya dan memperlambat pengiriman.

Ekonomi Cina pada kuartal keempat tumbuh sebesar 5,2% secara tahunan atau year on year (YoY), meleset dari ekspektasi analis dan mempertanyakan perkiraan yang menyatakan bahwa Cina akan mendorong pertumbuhan permintaan minyak global tahun ini.

“Data ekonomi tidak mengakhiri hambatan terhadap permintaan minyak mentah, prospek Cina untuk tahun 2024 dan 2025 masih suram,” kata Priyanka Sachdeva, analis pasar senior di Phillip Nova seperti dikutip dari Reuters.

“Industri minyak mendukung gagasan bahwa meskipun terjadi pemulihan yang sulit, permintaan minyak dari Tiongkok tetap kuat dan kemungkinan akan mencapai rekor tertinggi pada tahun 2024,” ujarnya menambahkan.

Halaman: