Produksi Emas RI Diprediksi Naik Berkat Pabrik Freeport dan Amman


Indonesia kini memiliki dua pabrik pemurnian logam mulia atau Precious Metal Refinery (PMR), yaitu milik PT Amman Mineral (AMMN) dan PT Freeport Indonesia (PTFI) yang baru diresmikan oleh Presiden Prabowo. Pemerintah menargetkan produksi emas domestik mencapai 70 ton per tahun dari kedua pabrik ini.
Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum Energi Pertambangan Bisman Bakhtiar menilai keberadaan dua PMR ini menyimpan potensi besar bagi industri pertambangan nasional.
“Ini akan meningkatkan hilirisasi dan nilai tambah industri pertambangan nasional serta mengurangi ketergantungan ekspor mineral mentah,” ujarnya kepada Katadata.co.id, Selasa (18/3).
Seperti diketahui, Indonesia telah melarang ekspor mineral mentah sejak beberapa tahun lalu. Namun, pemerintah saat ini merelaksasi ekspor konsentrat tembaga milik PTFI akibat kondisi kahar setelah smelter mereka mengalami kebakaran.
Menurut Bisman, keberadaan dua PMR ini akan meningkatkan jumlah produksi emas Indonesia secara signifikan. “Dengan adanya pabrik-pabrik ini, diharapkan dapat memacu pengembangan industri logam mulia dan memperkuat posisi Indonesia dalam industri emas global,” katanya.
Senada dengan Bisman, Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Indonesia (IMA) Hendra Sinadia menekankan bahwa PMR akan berdampak positif bagi potensi cadangan emas yang dimiliki perusahaan.
“Apalagi Freeport dan Amman memiliki jumlah cadangan yang masih cukup besar. Namun, untuk keberlangsungan jangka panjang perlu dukungan kebijakan yang menjamin kepastian usaha,” ujarnya.
Kapasitas Produksi PMR Freeport dan Amman
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia, menyampaikan bahwa PMR milik PTFI di Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, mampu memproduksi 50-60 ton emas per tahun dari pengolahan 3 juta ton konsentrat.
“Ini dari Freeport di Gresik,” kata Bahlil saat peresmian fasilitas PMR Freeport Indonesia di JIIPE, Gresik, Jawa Timur, Senin (17/3).
Selain itu, produksi emas domestik juga akan didukung oleh fasilitas PMR milik AMMN, yang berkapasitas produksi 18-20 ton emas per tahun dari 900 ribu ton konsentrat tambang Batu Hijau, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).
“Kalau di Amman, konsentratnya sekitar 900 ribu ton yang menghasilkan emas kurang lebih 18-20 ton,” kata Bahlil.
Smelter Amman di Sumbawa Barat memiliki kapasitas pengolahan 900 ribu ton konsentrat tembaga per tahun. Dari jumlah tersebut, pabrik dapat menghasilkan 220 ribu ton katoda tembaga, 801 ribu ton asam sulfat, 18 ton emas, 55 ton perak, dan 77 ton selenium.