Pemulihan Ekonomi Cina Mengecewakan, Harga Minyak Turun hingga 1,7%

ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar
Petugas beraktifitas di sekitar Rig (alat pengebor) elektrik D-1500E di Daerah operasi pengeboran sumur JST-A2 Pertamina EP Asset 3, Desa kalentambo, Pusakanagara, Subang, Jawa Barat, Selasa (4/2/2020).
Penulis: Happy Fajrian
17/1/2024, 17.35 WIB

Namun, produksi kilang minyak Cina pada 2023 naik 9,3% ke rekor tertinggi, menunjukkan peningkatan permintaan meskipun tidak sesuai dengan ekspektasi beberapa analis. Tanda-tanda lain dari stabilnya permintaan Cina juga telah terlihat.

Selain itu, dolar AS melayang mendekati level tertinggi satu bulan pada Rabu (17/1), setelah komentar dari pejabat Federal Reserve AS menurunkan ekspektasi penurunan suku bunga secara agresif. Penguatan dolar mengurangi permintaan minyak dalam mata uang dolar dari pembeli yang menggunakan mata uang lain.

“Suku bunga yang lebih tinggi dapat menyebabkan melemahnya prospek permintaan minyak karena aktivitas ekonomi cenderung melambat di lingkungan suku bunga tinggi, sehingga membuat harga minyak rentan,” kata Sachdeva.

Di Laut Merah, ketegangan masih tetap tinggi ketika AS pada Selasa melancarkan serangan baru terhadap militan Houthi yang bersekutu dengan Iran di Yaman setelah sebuah rudal Houthi menghantam kapal Yunani.

“Meskipun tolok ukur minyak mungkin tidak mencerminkan serangan di Laut Merah, harga realisasi minyak dan produk minyak bagi konsumen telah meningkat karena adanya gangguan terhadap arus perdagangan melalui Laut Merah dan Terusan Suez,” kata ahli strategi komoditas pertambangan dan energi Commonwealth Bank of Australia, Vivek Dhar.

Halaman: